GIANYAR, BALIPOST.com – Puluhan Bus Trans Metro Dewata dalam waktu dekat akan melayani rute Ubung Denpasar – Batubulan Sukawati dan Ubud. Rencana ini sontak membuat Organisasi Angkutan Darat (Organda) Gianyar bereaksi.
Sebab dengan perluasan rute ini, mereka terancam kehilangan penumpang. Apalagi bus dari pemerintah pusat ini akan melayani penumpang umum dengan tarif yang disubsidi.
Ketua Organda Gianyar, Wayan Balik Semadi, Jumat (20/11) menyampaikan apresiasi untuk program Metro Dewata ini demi kemajuan moda transportasi di Kabupaten Gianyar. Di sisi lain, pemerintah diharapkan juga memperhitungkan kelangsungan hidup para sopir angkutan umum. “Kami juga masyarakat Bali, khususnya Gianyar yang selama ini menggantungkan hidup dari mengangkut penumpang, mohon dipertimbangkan,” katanya.
Semadi menegaskan pihaknya tidak menolak program ini. Ia hanya Dishub Gianyar supaya melibatkan Organda dalam pembahasan terkait operasional bus ini di Kabupaten Gianyar. “Karena ini berkaitan dengan penumpang, supaya ketika bus ini masuk, masyarakat yang hidup dari ngangkut penumpang tidak dimatikan. Kami menyesalkan Dishub Gianyar tidak pernah melibatkan kami dalam rapat,” tandasnya.
Berdasarkan data dihimpun di Dishub Gianyar, program bus Trans Metro Dewata sudah dilaunching 7 September 2020, dan akan diujicobakan akhir Desember. Dalam uji coba ini ada 29 bus siap beroperasi dengan tiga bus cadangan.
Rutenya akan melintasi jalan protokol atau jalan utama, mulai dari Ubung, Batubulan, dan Ubud.
Kepala Dishub Gianyar, Wayan Suamba dikonfirmasi membenarkan pihaknya tidak melibatkan Organda Gianyar dalam setiap pembahasan. Dikarenakan ini merupakan program pusat.
Selain itu dalam pembahasan di tingkat provinsi telah melibatkan Organda Bali. Pihaknya berpikir bahwa Organda Bali yang seharusnya menyampaikannya pada Organda Gianyar. “Kami kan rapatnya di tingkat provinsi, dan setiap pembahasan juga diikuti Organda Bali, jadi seharusnya merekalah yang menyampaikan ke tingkat DPCnya,” ujar Suamba.
Terkait program Bus Trans Metro Dewata ini, ia menjelaskan, di Bali, bus ini melayani empat koridor. Gianyar masuk dalam koridor IV.
Dalam rapat kali ini, pihaknya mencari solusi teknis, seperti ketika di Ubud ada upacara yang menyebabkan penutupan jalan, seperti ngaben. Sebab hal itu harus diperhitungkan, mengingat operasionalnya sangat terjadwal. “Pelayanan bus ini sangat terjadwal, tidak boleh telat. Tiap 10 menit jalan, berhenti 15 detik. Nantinya keberadaan bus ini juga bisa dilacak melalui aplikasi, sehingga masyarakat tahu busnya lagi dimana,” ujar Suamba.
Terkait sistem pembayarannya, kata dia, nantinya akan menggunakan kartu. Tarif subsidi dan setiap orang bisa memanfaatkannya.
Kata dia, program ini telah dilaunching 7 September 2020, dan akhir Desember ini akan diujicobakan. “Untuk koridor IV, ada 29 bus siap jalan dan 3 bus cadangan. Nanti uji coba akhir Desember,” tandasnya. (Manik Astajaya/balipost)
Pihak organda harus bisa mencari inovasi perihal angkutan umum yg disukai masyarakat sehingga mampu bersaing…bukan hanya protes berkeluh kesah.. akan matinya angkutan swasta.. namun harus bisa sebaliknya.. bangkit dari tidur nyenyak kalau mau tetap exist.
Masyarakat bali harus mendukung program ini,agar bisa latanannya diluaskan ke kabuoaten lainnya di bali,kedepan hidup akan semakin susah maka kita perlu angkutan masal