Dian Setiawan. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Meski mengalami lonjakan peningkatan kasus terkonfirmasi positif COVID-19, dari data yang dihimpun oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kabupaten Tabanan, lebih banyak tanpa disertai gejala. Warga tertular juga hasil tracing terpapar dari luar wilayah Kabupaten Tabanan.

Seperti disampaikan Koordinator bidang informasi publik Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Tabanan I Putu Dian Setiawan, data Jumat (20/11), Tabanan kembali menambah jumlah pasien terkonfirmasi COVID-19 sebanyak sembilan orang. Salah satunya balita usia 4 tahun.

Baca juga:  Rahwana, Anoman, dan Sangut Berjaga di Pintu Masuk Desa Yeh Gangga

Dari sembilan pasien baru tersebut, enam diantaranya tanpa gejala. Serta dilaporkan pula, sebanyak tiga orang pasien telah dinyatakan sembuh. “Jika dilihat dari rincian data yang ada, dominan memang pasien tanpa gejala,” terangnya.

Hal ini juga dibenarkan oleh Direktur RSUD Tabanan, dr I Nyoman Susila. Dari kapasitas 46 bed untuk menangani pasien terkonfirmasi COVID-19 di RSUD Tabanan, saat ini hanya terisi 10 orang pasien.

Baca juga:  Revolusi Kesehatan Global, Transplantasi Sel Punca Makin Diperhitungkan

Sementara di UPTD RS Nyitdah Kediri dari 60 bed terisi 7 pasien. Selain itu terbanyak pasien terkonfirmasi positif menjalani karantina mandiri ataupun di hotel yang disediakan Satgas di wilayah kota Denpasar.

Kabar duka kembali dilaporkan Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Tabanan. Terdapat satu positif meninggal dunia.

Pasien perempuan berusia 57 tahun asal Desa Wanasari, Tabanan ini mulai sakit pada 18 November dan sempat dirawat di RSUD Tabanan. Penyakit penyerta (komorbid) CVA infart emboli.

Baca juga:  Tambah Dua Kasus, Total Akumulasi Positif di Tabanan Capai 163 Orang

Dengan tambahan kasus per hari ini, Jumat (20/11), total akumulasi positif di Kabupaten Tabanan sebanyak 968 kasus. Rinciannya 838 sembuh, 39 meninggal dan 91 orang dalam perawatan. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

1 KOMENTAR

  1. Team satgas harus selalu lebih proaktif terjun ke masyarakat unt melakukan test dan tracing, utamanya ke desa/banjar dimana sedang umumnya ada kegiatan adat yg tdk bisa dihindari… namun bukan untuk menghentikan atau melarang kegiatan tsb.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *