Prof. Ratminingsih. (BP/Istimewa)

Oleh Prof. Dr. Ni Made Ratminingsih, M.A.

Guru adalah salah satu komponen yang memegang peran sentral dalam kesuksesan sebuah pendidikan. Itu sebabnya guru dikatakan sebagai agen perubahan (agent of change). Artinya bahwa keberadaan seorang guru harus mampu membawa kemajuan bukan hanya bagi peserta didik itu sendiri, yaitu menjadikannya lebih berkompetensi dalam berbagai bidang ilmu, melainkan juga membawa kemajuan bagi sekolah, masyarakat sekitar, termasuk bagi kemajuan sebuah negara.

Agar mampu menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik, guru wajib menjadi pembelajar seumur hidup untuk menjadikan dirinya guru yang profesional yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Belajar dari Finlandia, negara ini memiliki sumber daya alam yang kurang memadai, namun negara ini mampu menjadi negara nomor satu dalam bidang pendidikan, dan bahkan dicontoh oleh negara-negara lain di dunia oleh karena sistem pembelajarannya yang maju dan sukses. Keberadaan dan kualitas guru menjadi fondasi yang kuat dalam memajukan pendidikan di sana. Guru yang berkualitas adalah guru yang bukan hanya memiliki kualifikasi yang memadai, tetapi juga guru yang memiliki kompetensi profesional dan pedagogik yang mumpuni dalam menyelenggarakan pendidikan yang mencerdaskan, menyenangkan, dan menggali potensi peserta didik melalui pendekatan pembelajaran berbasis peserta didik (learner-centered).

Pada era digital dan disrupsi abad ke-21 ini, tugas guru semakin kompleks dan penuh tantangan. Guru tidak hanya sebatas bertugas mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana menghadirkan pembelajaran yang menggunakan teknologi atau pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada era pandemik ini, tugas guru bahkan harus lebih maksimal menggunakan TIK, karena pembelajaran yang biasanya disampaikan di kelas secara tatap muka (face to face) terkendala oleh upaya untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 yang menyebabkan baik guru dan peserta didik harus mengajar dan belajar dari rumah melalui sistem daring (online) atau luring.

Baca juga:  Kemerdekaan dalam Berpendapat di MK

Era disrupsi dan digitalisasi serta pandemik Covid-19 telah menggeser semua aktivitas guru yang mestinya melaksanakan pembelajaran dalam dunia nyata dan mengintegrasikan TIK sekitar 40 sampai dengan 60 persen berubah menjadi 100 persen menggunakan TIK dan diterjadikan secara virtual di dunia maya. Guru tidak lagi mengajar di ruang kelas, tetapi di layar kaca yang bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Di satu sisi, guru dimudahkan dengan teknologi, karena pembelajaran menjadi lebih fleksibel, namun di sisi lain tantangan besar bagi guru terutama yang merupakan generasi baby boomer yang lahir 1946-1965 dan generasi X yang lahir antara 1965-1979. Mereka adalah generasi yang tidak banyak menggunakan teknologi di zamannya, sehingga membutuhkan waktu untuk melakukan pengembangan profesi, yaitu belajar maksimal agar mampu menggunakan teknologi dalam pembejaran.

Baca juga:  SDM, Pilkada dan Indonesia Emas

Adapun kompetensi terkini yang harus dikuasai oleh guru adalah TPACK (Technological, Pedagogical and Content Knowledge). Ada tiga komponen utama yang harus dikuasai oleh guru yaitu pengetahuan tentang konten artinya materi yang diajarkan. Seorang guru mata pelajaran tertentu, dalam menyelenggarakan profesinya wajib hukumnya untuk menguasai bidang ilmu yang diajarkan.

Selanjutnya pengetahuan pedagogis berhubungan dengan kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menantang dan menyenangkan, seperti memahami karakteristik peserta didik, mengelola kelas, menggunakan berbagai metode, strategi, dan teknik serta media pembelajaran yang relevan, yang mampu memotivasi peserta didik untuk mengonstruksi pengetahuannya sendiri melalui fasilitasi dan bimbingan guru.

Pengetahuan teknologi tidak kalah penting, yaitu pengetahuan yang menyangkut penggunaan perangkat keras dan lunak komputer, smartphone dan berbagai gadget lainnya dalam membantu guru menambah wawasan keilmuan dan menyiapkan pembelajaran, termasuk mempelajari berbagai aplikasi program seperti google classroom, google.meet atau zoom cloud meet dalam menyelenggarakan pembelajaran daring.

Dalam pembelajaran abad ke-21, seorang guru wajib membawa peserta didik pada keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. Keterampilan yang menjadi penekanan pada abad ini adalah 4C, yaitu critical thinking, communication, collaboration, dan creativity. Seorang guru hendaknya membimbing peserta didik mampu berpikir kritis, seorang guru hendaknya mengupayakan mereka untuk menjawab soal-soal yang bukan lagi pada tataran apa dan mengapa, tetapi menganalisis, mensisntesis, dan mengevaluasi sesuatu dalam rangka memecahkan masalah-masalah nyata dalam kehidupannya.

Baca juga:  Mayadanawa dan Penista Agama

Selain itu, seorang guru hendaknya melatih keberanian mereka untuk berkomunikasi, yakni mengomunikasikan apa yang telah dipelajari baik berupa menampilkan dialog, mendemonstrasikan hasil sebuah proyek, atau mempresentasikan sebuah hasil diskusi pemecahan masalah. Kemampuan komunikasi ini juga sangat penting bagi peserta didik untuk mengembangkan rasa percaya diri dalam berargumen dengan menggunakan nalar dan rasionalisasi.

Mereka juga dapat diarahkan untuk bertanya jawab memberikan tanggapan, sehingga pada saat yang bersamaan guru juga mampu mengajarkan kemampuan saling mengkritisi dan melengkapi pendapat satu sama lain, sehingga akhirnya mereka mampu membuat generalisasi pengetahuan. Kompetensi penting lainnya yang harus disasar seorang guru adalah collaboration atau bekerja sama. Hal ini berhubungan dengan kompetensi sosial, yakni bekerja sama antarteman sebaya melalui kerja berpasangan atau kerja kelompok dalam berdiskusi untuk menemukan atau memahami sebuah konsep, memecahkan suatu permasalahan, atau dalam membuat sebuah proyek kelompok.

Keterampilan yang terpenting pada abad ke-21 yang harus diajarkan oleh guru adalah creativity. Sejak dini anak-anak harus dilatih untuk berkreasi atau mencipta sesuatu yang terkait dengan topik yang sedang dipelajari. Dengan cara demikian, peserta didik terbiasa untuk kreatif dalam mencipta dan berinovasi. Selamat Hari Guru, semoga para guru mampu membawa bangsa dan negara pada kemajuan.

Penulis, Dosen Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Undiksha

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *