DENPASAR, BALIPOST.com – Pilkada serentak 2020 siap digelar pada 6 kabupaten/kota di Bali, Rabu (9/12). Menyusul dari aspek logistik yang telah 100 persen lengkap. Komisi Pemilihan Umum (KPU) pun optimis partisipasi pemilih dapat dicapai sesuai target 85 persen.
“Sudah 100 persen di lapangan. Hari ini (Senin, red) distribusi sampai besok. APD sudah semua di lapangan,” ujar Ketua KPU Provinsi Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan dikonfirmasi, Senin (7/12).
Kendati Pilkada serentak dilaksanakan saat pandemi Covid-19, Lidartawan tetap optimis masyarakat akan datang ke TPS untuk menyalurkan hak pilihnya alias tidak golput. Terlebih, KPU selaku penyelenggara sudah mengerahkan semua tenaga untuk menggenjot angka partisipasi pemilih dapat tercapai sesuai target.
“Silakan nanti kita evaluasi setelah itu,” imbuhnya.
Menurut Lidartawan, beberapa survey yang dibacanya dari media cetak dan elektronik rata-rata memprediksi tingkat partisipasi pemilih akan tercapai diatas 70 persen. Angka ini merupakan prediksi untuk Pilkada serentak di seluruh Indonesia. Di Bali khususnya, mantan Ketua KPU Kabupaten Bangli ini yakin bisa melebihi rata-rata tersebut.
“Mudah-mudahan saja, kita berharap apa yang kita lakukan dapat membuahkan hasil. Sudah setengah mati kita berusaha, maksimal,” jelasnya.
Lidartawan menambahkan, KPU sudah berupaya membuat TPS yang aman dari penyebaran Covid-19 dengan adanya 15 hal baru. Antaralain, membatasi jumlah pemilih di satu TPS dari biasanya maksimal 800 orang menjadi 500 orang. Pemilih diatur agar tidak berdekatan, tidak bersalaman, serta mencuci tangan dan memakai masker. Pemilih juga akan diberikan sarung tangan sekali pakai dan harus melewati cek suhu tubuh. Setelah memilih atau mencoblos, jari pemilih tidak lagi dicelup ke dalam botol melainkan akan ditetesi tinta. Belum lagi KPPS sudah melakukan tes atau screening kesehatan bahwa mereka bebas Covid-19 yang dikeluarkan otoritas kesehatan.
“Protokol kesehatan dijaga dengan ketat. Kita buat TPS itu clear, bersih dari virus. Apalagi yang ditakuti? Jadi kita optimis karena masyarakat Bali biasanya dharma negaranya sama dengan dharma agamanya,” tandasnya. (Rindra Devita/balipost)