DENPASAR, BALIPOST.com – Vaksin COVID-19 sudah tiba di Jakarta dan akan didistribusikan ke wilayah seluruh Indonesia. Supaya tidak kelabakan terkait teknis penggunaannya, Kodam IX/Udayana menggelar simulasi vaksinasi COVID-19 di Kesdam IX/Udayana, Kamis (10/12).

Kegiatan tersebut disaksikan Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak. “Dilaksanakannya gladi ini karena kita lihat memberikan vaksin ke jutaan bahkan ratusan juta penduduk Indonesia mungkin sedikit rumit. Semoga dengan dilaksanakannya gladi ini ada bayangan. Kami juga akan berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan kepolisian sehingga vaksinasi bisa berjalan dengan baik,” kata Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.

Baca juga:  Dua Anggota Polisi Masih Dirawat di RS Immanuel Bandung

Terkait tempat-tempat yang akan dibuka untuk vaksin, Mayjen Maruli menyampaikan pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan dan kepolisian, rencananya seluruh puskesmas melayani vaksin COVID-19. Jika kurang akan dilayani di rumah sakit milik kodam dan kepolisian. “Kalau perlu kita buka satu tempat yang bisa memfasilitasi teknis vaksinasi tersebut. Tergantung jumlahnya,” ujarnya.

Pemberian vaksin tersebut dilakukan bertahap. Pemerintah nantinya akan memutuskan wilayah mana saja dapat vaksin tersebut, terutama yang sangat terpengaruh dan perkembangan cepat virus tersebut. “Mungkin Bali masuk prioritas karena sebagai pusat pariwisata dan Jakarta merupakan pusat bisnis. Orang-orang kesehatan jelas sebagai prioritas karena merawat pasien COVID-19, pejabat tertentu, TNI-Polri karena berhadapan langsung dengan masyarakat. Tergantung jumlah yang diterima,” kata Pangdam.

Baca juga:  Di Atas 8.000! Tambahan Harian Kasus COVID-19 Nasional

Ditanya waktu pendistribusian ke wilayah, Pangdan Maruli menyampaikan untuk saat ini vaksin tersebut masih di Jakarta. Pada Januari 2012 ada tambahan jumlah lagi. “Perkiraan kita Januari (vaksin COVID-19 dikirim ke Bali),” tegasnya.

Dalam simulasi tersebut diperagakan alur pelayanan vaksinasi COVID-19. Untuk peserta yang diterima usianya dari 18-59 tahun, selanjutnya dilakukan cek masker, suhu tubuh, cuci tangan, dan pemberian nomor antrian.

Baca juga:  Sadar Demokrasi Untuk Nyoblos 27 Juni 2018

Selanjutnya petugas melakukan pengecekan e-tiket atau SMS notifikasi, kesesuaian NIK peserta, dan pengisian formulir informed concent. Setelah itu peserta masuk ke ruangan skrining untuk melakukan pengisian formulir skrining dan pemeriksaan fisik.

Dilanjutkan ke ruang vaksinasi yaitu penyuntikan vaksin dan pencatatan nomor vaksinasi. Setelah itu peserta menjalani observasi selama 30 menit dan pemberian edukasi 3M (memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak) dan PHBS.

Selanjutnya peserta diperbolehkan pulang. Jika saat observasi peserta pingsan maka langsung dibawa ke rumah sakit. Namun hal tersebut kecil kemungkinan terjadi tapi harus diantisipasi. (Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *