JAKARTA, BALIPOST.com – Pemerintah saat ini masih menunggu hasil evaluasi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) untuk melaksanakan program vaksinasi kepada masyarakat. Namun, setelah nantinya pelaksanaan vaksinasi berjalan, masyarakat harus tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M (Memakai masker, Mencuci tangan, dan Menjaga jarak), karena dengan cara itulah Indonesia bisa cepat keluar dari pandemi COVID-19.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Dr. Ede Surya Darmawan SKM., MDM, mengatakan, vaksin itu adalah upaya protektif terhadap penyakit spesifik. Beberapa virus dan bakteri di Indonesia memang sudah lama kita lawan dengan imunisasi, sehingga di Indonesia kita mengenal program imunisasi. Kemudian beberapa penyakit yang bisa dicegah melalui imunisasi bisa tereleminasi. Vaksin COVID-19 ini juga diharapkan memiliki peran seperti itu nantinya, ujarnya dalam acara Dialog Produktif bertema Vaksin Datang, Tetap Disiplin 3M, yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (10/12).
Dr. Ede menjelaskan, terkait efek ikutan setelah divaksinasi, hal tersebut hanya sekadar
ketidaknyamanan yang bersifat sementara. Sakitnya hanya karena ditusuk jarum suntik, kemudian ada bengkak, badan panas. Tapi itu tidak akan berlangsung lama. Kalau vaksinnya efektif maka akan segera terbentuk antibodi sehingga kita akan kebal terhadap suatu penyakit yang spesifik, ungkapnya.
Betapapun terpapar COVID-19 menjadi kerugian secara fisik dan mental seperti diceritakan Abi Satria, seorang penyintas COVID-19. “Kondisi fisikku di hari ke enam dirawat di Wisma Atlet, tubuh menggigil karena demam, meski AC sudah dimatikan. Pasca sembuh dari COVID-19, fisik sebenarnya sudah mulai membaik, tapi secara mental masih kurang stabil. Aku masih takut keluar dan muncul di depan publik. Setelah aku konsultasikan ternyata memang itu adalah dampak psikologis. Jadi bukan hanya terdampak pada fisik tapi juga mentalnya”, ujarnya.
Abi Satria juga mengatakan, kita bisa tertular di mana saja dan kapan saja. Bisa jadi tertular dari benda-benda di sekitar kita. Masyarakat yang menganggap COVID-19 hanya konspirasi, percayalah COVID-19 ini nyata. Karena mereka yang belum percaya mungkin belum pernah ada orang terdekatnya yang tertular COVID-19.
Oleh karena itu Abi Satria menghimbau kepada masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan 3M. Untuk semua masyarakat yang masih abai dengan 3M, tolong jangan egois karena kita tidak pernah tahu kapan bertemu dengan orang yang imunitasnya sedang rentan. Kita tidak pernah sadar bahwa kita membawa virus kepada yang lebih tua atau muda, jadi jangan egois dan patuhi protokol 3M, pesannya. (Agung dharmada/Balipost)