PEMERINTAH Kabupaten Klungkung kembali melaksanakan program Temu Wirasa. Dipimpin Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta didampingi Wakil Bupati Made Kasta, program yang menginjak ke- IV ini berlangsung di Balai Desa Tangkas, Klungkung , Jumat (28/7). Pada acara yang juga dihadiri seluruh pimpinan OPD ini, masyarakat didorong mampu menjadi pelaku pembangunan daerah.
Acara yang dipandu Asisten Bidang Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Ketut Suayadnya, diawali pemaparan capaian program yang terkait dengan Gema Santi, baik pendidikan, sosial, pertanian, dan infrastruktur, disamping berbagai prestasi yang telah diraih Pemkab Klungkung di tingkat provinsi maupun nasional.
Pada pertemuan yang dihadiri ratusan warga tersebut, ada sesuatu yang berbeda dari temu wirasa sebelumnya. Bupati Nyoman Suwirta sempat meneteskan air mata ketika memaparkan upaya kerasnya dalam memerangi kemiskinan. Sontak hal itu menyebabkan suasana menjadi hening sejenak.
Usai mengusap air mata, dengan nada terbata-bata, bupati asal Nusa Ceningan ini mengaku dalam menggulirkan program, sejumlah kendala dihadapi maupun mendapat tanggapan miring. Dirinya merasakan haru dan terenyuh karena sulitnya menurunkan angka kemiskinan, padahal sudah banyak bantuan baik dari pemerintah pusat maupun daerah digelontorkan. “Warga merasakan kenyamanan saat miskin akibat bantuan yang diterimanya. Padahal warga miskin ini memiliki fisik dan kemampuan jika ingin keluar dari garis kemiskinan,” ujarnya.
Pada acara itu, masyarakat juga didorong untuk bisa menjadi tuan rumah dalam menjalankan program yang digulirkan pemerintah. Seperti halnya dalam proyek fisik. “Uang hasil pembangunan di Klungkung juga banyak yang lari keluar. Saya sangat ingin orang klungkung yang memiliki modal untuk ikut tender dan membangun Klungkung, sehingga peredaran uang pembangunan dapat dirasakan masyarakat Klungkung sendiri,” katanya.
Selain menyampaikan sepak terjang pemkab, pada temu wirasa ini juga diwarnai penyampaian aspirasi dari masyarakat. Seperti dibidang pendidikan yang diutarakan Nyoman Budaya yang juga Kepala Sekolah di SDN 1 Kamasan. Dirinya mengharapkan diberikan bantuan tenaga pengelola perpustakaan serta pelatihan tata cara mengelola perpustakaan. Keluhan juga muncul dari perwakilan Penyuluh Bahasa Bali Kabupaten Klungkung, Made Helna Maini terkait minimnya minat warga untuk mengikuti pelatihan Bahasa Bali.
Pemkab dan Perangkat Desa Adat dan Dinas diharapkan bisa terlibat dalam mendorong warga utamanya yang berstatus pelajar untuk hadir dalam kelompok belajar yang di gelarnya.
Made budiana, salah seorang warga Kota Semarapura menyoroti pemasangan ekobrick yang dinilai membuat taman terlihat kurang rapi. Dirinya juga meminta pemerintah melakukan sosialisasi tempat pengololaan sampah dengan baik sehingga TPST dapat diterima dan dibangun di masing masing desa.
Terkait permohonan tenaga pengelola perpustakaan, Bupati Suwirta akan diambil dari tenaga pengabdian yang belum berstatus kontrak. Sedangkan untuk bantuan pembentukan koperasi sekolah, nantinya akan dikirimkan dinas terkait untuk memberikan bimbingan teknis pengelolan.
“Untuk pendidikan pelatihan Bahasa Bali, Dinas Pendidikan sudah diminta untuk berkoordinasi dengan para penyuluh bahasa Bali sehingga program pelatihan dapat berjalan. Untuk ide untuk memindahkan Ekobrick dari taman kota memang akan ditindaklanjuti. Untuk pembangunan TPST dimasing masing desa, perlu kerjasama seluruh komponen warga. Untuk sampah juga akan dicoba menjadi energi listrik,” tandas Suwirta. (adv/balipost)