DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI), Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi meresmikan Universitas Hindu Negeri (UHN) I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Minggu (20/12). Peresmian yang ditandai dengan penandatanganan prasasti bersama Gubernur Bali Wayan Koster ini disaksikan langsung oleh para Sulinggih, Dirjen Bimas Hindu Tri Handoko Seto, Dewan Penyantun Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, Bendesa Agung Majenis Desa Adat Provinsi Bali Ida Pengelingsir Agung Sukahet, Staf Khusus Kepresidenan A.A.G.N. Ari Dwipayana, Pimpinan Perguruan Tinggi se-Bali, dan dihadiri seluruh civitas akademika UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.
Menag Fachrul Razi, berharap diresmikannya UHN I Gusti Bagus Sugriwa dapat menjadi momentum bagi seluruh civitas akademika untuk lebih memperkuat dan memperkokoh kerukunan dan persatuan. Pelayanan dan kinerja diharapkan agar dilakukan berdasarkan nilai-bilai keikhlasan budaya kerja Kementerian Agama, dan predikat “kampus kerukunan” yang telah melekat pada UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar harus diinternaslisasi secara nyata dalam kehidupan. Sehingga, bermanfaat lebih besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Rektor UHN I Gusti Bagus Sugriwa, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., mengatakan peningkatan status dari Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar menjadi Universitas tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2020 tentang Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa yang telah ditetapkan pada 23 Januari 2020, dan berlaku sejak 27 Januari 2020. Pemilihan nama I Gusti Bagus Sugriwa untuk UHN dikarenakan secara historis I Gusti Bagus Sugriwa adalah salah satu tokoh penting yang berjasa besar dalam perkembangan agama Hindu di Indonesia, dan di Bali pada khususnya. Baik pada masa sebelum dan sesudah kemerdekaan Republik Indonesia.
Diresmikannya UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, dikatakan tugas seluruh civitas akademika semakin besar dan berat di masa yang akan datang. Terutama dalam hal meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi, meningkatkan kualitas SDM, sarana prasarana, tata kelola dan managemen, serta buka akses pendidikan yang inklusif. Sebab, dengan status universitas, minimal ada dua fakultas umum yang diselenggarakan sehingga pendidikan dapat diakses semua orang. (Adv/balipost)
