SEMARAPURA, BALIPOST.com – Upaya untuk menerapkan protokol kesehatan saat malam pergantian tahun baru, menjadi perhatian khusus Bupati Klungkung Nyoman Suwirta. Pihaknya menegaskan akan tetap satu komando dengan arahan di dalam SE Gubernur Bali.
Khusus untuk penutupan total Lapangan dan Monumen Puputan Klungkung, rencananya akan dilakukan selama 4 hari. Jadwalnya, mulai dari H-2 menjelang tahun baru hingga H+2.
Bupati Suwirta saat ditemui di ruangannya, Senin (21/12) mengatakan Satgas Pencegahan COVID-19 tidak akan mengizinkan satu orang pun untuk ke datang ke tempat-tempat ini. Dua tempat sentral di Kota Semarapura ini akan disterilkan dari kerumunan masyarakat, untuk mencegah penyebaran COVID-19.
Dua tempat ini menjadi titik fokus Satgas Pencegahan COVID-19, karena setiap momen tertentu, selalu dibanjiri masyarakat untuk sekadar berkumpul dengan teman dan kerabat. Namun, karena situasi saat ini belum memungkinkan, diambilah kebijakan ini agar aman dari ancaman virus. “Tidak hanya lapangan dan monumen, termasuk tempat hiburan, hingga pantai-pantai juga akan ditutup. Satgas akan bekerja sama dengan desa adat. Kerumunan di banjar-banjar juga tak diperbolehkan. Kami akan segera rapat kembali dengan forkopinda,” kata Bupati Suwirta.
Perayaan malam pergantian tahun baru ditiadakan pemerintah, karena mengedepankan kesehatan masyarakat sebagai prioritas. Maka, proses pengamanan dan penertibannya harus lebih ketat menjelang pergantian malam tahun baru.
Maka, seluruh pihak harus berupaya mengamankan arahan yang sudah tertuang di dalam SE Gubernur. “Kesepakatan bersama yang sempat dibuat di kecamatan agar dicabut. Agar satu bahasa dengan bahasa arahan SE Gubernur. Jangan diterjemahkan lagi, malah salah. Terutama keramaian di banjar-banjar. Jangan sampai ada kontak fisik. Prioritas untuk keselamatan bersama. Pantai yang jadi pusat kunjungan, agar ditutup dulu,” tegas Bupati Suwirta.
Sejumlah pantai yang menjadi sorotan dan harus diantisipasi, antara lain Pantai Goa Lawah, Kusamba, Lepang hingga Klotok harus dijaga ketat agar steril dari keramaian. Termasuk juga pesta kembang api juga tidak boleh dilakukan, karena dianggap membahayakan.
Dalam waktu dekat setelah rapat dalam Forkopinda, pihaknya akan melakukan sidak ke toko-toko. Bila masih ditemukan ada yang jual kembang api, maka akan langsung disita.
Khusus kepada pelaku pariwisata, Bupati Suwirta memahami banyaknya wisatawan yang cancel datang ke Bali, menimbulkan kerugian besar. Ia berharap para pelaku pariwisata tetap bersabar.
Sebab, pembatasan wisatawan datang ke Bali, bukan hanya untuk menekan keramaian. Tetapi juga berkaitan dengan antisipasi adanya dugaan gerakan radikalisme dan terorisme yang sangat rentan terjadi pada saat momen Natal dan tahun baru ini.
Masyarakat harus memberi kepercayaan kepada pemerintah daerah, bahwa segala upaya yang dilakukan pemerintah, sebesar-besarnya untuk keselamatan masyarakat. (Bagiarta/balipost)