DENPASAR, BALIPOST.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI memperkenalkan Mobile Laboratorium Biosafety Level 2 di Bali. Karya inovasi dalam penanganan COVID-19 ini utamanya mendukung upaya penguatan 3T atau tracing, testing dan treatment yang dilakukan oleh pemerintah.

Roadshow Bakti Inovasi mobile lab yang dilepas langsung Menristek RI dan Gubernur Bali ini akan berlangsung hingga 26 Desember. “Biosafety Level 2 bisa melaksanakan pengujian spesimen yang diambil dari hasil usapan ataupun swab test dengan kapasitas sekitar 500 spesimen dalam 24 jam,” ujar Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi RI, Hammam Riza di Jayasabha, Denpasar, Selasa (22/12).

Baca juga:  Empat Tersangka Narkoba Dibekuk Polisi

Riza berharap mobile laboratorium varian ketiga dari jenis laboratorium untuk pengujian swab test ini dapat menambah kapasitas testing sekaligus memperkuat mobilitas. Terutama ke daerah-daerah yang membutuhkan banyak pengujian spesimen swab dan kesulitan mengirim spesimen ke laboratorium.

Pihaknya menginginkan mobile lab ini dihilirisasi dan diperbanyak untuk digunakan. Di Bali misalnya, dapat ditempatkan di bandara, pelabuhan dan daerah-daerah dalam upaya pemulihan ekonomi khususnya pariwisata.

Baca juga:  IMI Bali Targetkan Emas di PON 2024

“Sekarang kita jemput bola. Apalagi sekarang kita ingin memulihkan ekonomi melalui pariwisata, kita harapkan bisa membantu,” jelasnya.

Gubernur Bali Wayan Koster mengaku akan mengajukan kepada pemerintah pusat agar Bali mendapatkan satu unit mobile lab. Terlebih, Bali merupakan Provinsi yang paling terdampak COVID-19. “Ini sangat bagus untuk meningkatkan kualitas layanan uji swab berbasis PCR,” ujarnya.

Menristek RI Bambang Brodjonegoro mengaku sudah menyampaikan kepada Ketua Satgas COVID-19 Nasional agar melakukan pengadaan mobile lab untuk beberapa daerah di Indonesia, termasuk Bali. Satu Provinsi seukuran Bali idealnya memang memiliki satu unit mobile lab.

Baca juga:  Dukung Rai Mantra, Ini Alasan Cok Rat

Hal ini untuk menjalankan 3T dalam rangka pengendalian COVID-19 sehingga wabah bisa segera diredam di Bali. “Di dalam mobile lab sudah lengkap, semua proses pemeriksaan sampel dari ekstraksi RNA dan pemeriksaan dengan mesin RT PCR, ada semua,” ujarnya.

Menurut Bambang, mobile lab bisa diarahkan ke tempat dimana ada banyak turis sehingga tidak ada potensi klaster yang muncul. (Rindra Devita/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *