MANGUPURA, BALIPOST.com – Di penghujung tahun 2020 Bupati Badung Nyoman Giri Prasta menghadiri acara Rejuvenate Environment dan Sosial Initiative Collaboration (RESIC) Pemulihan, Peremajaan, dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ayung secara berkelanjutan. Melalui penanaman 2000 Bambu Tabah di Banjar Sidan, Desa Belok/Sidan Kecamatan Petang, Rabu (30/12) orang nomor satu di Badung ini mengajak masyarakat menjaga wilayah konservasi.
Kegiatan tersebut merupakan bentuk kolaborasi Pemkab Badung dengan PT. HM Sampoerna, Puslit Bambu LPPM Universitas Udayana dan Perkumpulan Untuk Peningkatan Usaha Kecil (PUPUK) Surabaya. Dalam sambutannya Bupati Giri Prasta menyampaikan terima kasih kepada pihak PT. Sampoerna, Universitas Udayana dan Pupuk Surabaya karena sudah melakukan penanaman 2000 Bambu Tabah di sepanjang daerah aliran Sungai Ayung yang terletak di Br. Sidan, sebagai bentuk usaha konservasi lingkungan di daerah hulu.
“Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Badung menyampaikan terima kasih kepada pihak PT. Sampoerna, Universitas Udayana dan Pupuk Surabaya, melalui program RESIC yang dilaksanakan pada hari ini. Karena seperti yang kita ketahui bersama pohon bambu memiliki beragam manfaat seperti untuk konservasi menyerap air dan mencegah terjadinya longsor di sepanjang daerah aliran sungai, maupun untuk meningkatkan perekonomian masyarakat kedepannya. Kami Pemkab Badung akan mendukung penuh program yang sangat mulia ini, dengan melakukan penyempurnaan seperti dalam hal membantu pengadaan bibitnya,” ucapnya.
Giri Prasta juga menyampaikan keinginannya agar ke depan pohon bambu yang ditanam di kawasan Badung Utara dikumpulkan berdasarkan jenisnya. “Ke depan kita menginginkan pohon bambu yang ditanam di daerah aliran sungai yang ada di Badung Utara agar dikumpulkan dalam satu kawasan sesuai dengan jenisnya masing-masing,” ujarnya.
Misalkan, Bambu Tabah khusus di satu kawasan, Bambu Tali dalam satu kawasan, Bambu Petung dalam satu kawasan, maupun bambu-bambu yang lainnya. “Dan masyarakat kita ajak untuk menjaga dan merawat keberadaanya sehingga pohon bambu bisa tumbuh dengan baik. Kalau ini terwujud akan sangat keren, karena bisa dijadikan sebagai tempat penelitian dan juga wisata,” jelasnya.
Lebih lanjut secara tegas Giri Prasta mengatakan daerah Badung Utara yang meliputi Desa Petang, Pelaga dan Belok Sidan akan tetap dijadikan sebagai kawasan konservasi. Kawasan ini berfungsi dalam menjaga kelestarian sumber mata air dan sebagai daerah penghasil sumber pangan untuk mensuport industri pariwisata yang ada kawasan Badung Selatan.
“Kawasan Badung Utara harus kita tetap jaga sebagai kawasan konservasi. Kita akan tanam Pohon Loa maupun Pule sebagai penghasil air di beberapa kawasan. Selain itu kita juga akan mengembangkan sentra pertanian dan peternakan di wilayah ini dengan mendatangkan para ahli dari Universitas Udayana, sehingga akan terjadi transformasi dan transfer teknologi untuk merubah pertanian tradisional menuju pertanian modern. Itulah mengapa kita bangun Agro Techno Park di Belok karena ini akan kita manfaatkan sebagai laboratorium pertanian,” tambahnya.
Sementara itu peneliti bambu dari Universitas Udayana, Pande Ketut Diah Kencana, didampingi pihak PT. Sampoerna dan Pupuk Surabaya menyampaikan budidaya bambu dalam konservasi lingkungan melalui penanaman pohon Bambu Tabah adalah salah satu upaya untuk mengatasi krisis sumber daya air dan lahan kritis yang terjadi di Bali khususnya di Kabupaten Badung. Melalui program RESIC telah menghibahkan 2.000 bibit Bambu Tabah yang akan ditanam di wilayah aliran Sungai Ayung di Desa Belok Sidan dengan 2 periode penanaman.
Acara turut dihadiri oleh Plt. Asisten Ekonomi dan Pembangunan AA Bayu Kumara, Kadis Pertanian dan Pangan I Wayan Wijana, Sekretaris DLHK Putu Thomas Yuniarta, Kabag Pembangunan AA Mas Agung, Camat Petang Wayan Darma serta masyarakat Br. Sidan, Desa Belok/Sidan.(Parwata/balipost)