DENPASAR, BALIPOST.com – Peselancar PON andalan Bali Gusti Made Oka Sulaksana bersama putrinya Gusti Candra Pertiwi Sulaksana, diproyeksikan akan turun pada Prakualifikasi Olimpiade di Pantai Abudabi, pada 14-21 Februari. Mereka akan turun di nomor RSX putra dan putri, guna merebut tiket hajatan multievent empat tahunan terakbar se-jagat raya ini di Jepang, pada Juli-Agustus.
Pelatih selancar PON Bali Wayan Sujana, di Denpasar, Senin (4/1) menuturkan, Bali meloloskan tiga peselancar ke PON Papua. Ketiga atlet yang lolos adalah Oka Sulaksana, I Gusti Bagus Gopala Sulaksana, serta I Gusti Agung Danendra Hazel. “Prakualifikasi Olimpiade di Abudabi ini merupakan babak terakhir perebutan tiket Olimpiade, dan akan diambil dua negara Asia baik nomor RSX putra maupun putri. Saya kira peselancar Bali masih berpeluang menyabet tiket lolos ke Jepang,” papar Sujana.
Dikemukakan, saat ini Oka Sulaksana tercatat sudah empat kali tampil di ajang Olimpiade. Bahkan, Oka Sulaksana mencatat prestasi terbaik dengan menduduki peringkat kesembilan, pada Olimpiade di Athena, Yunani (2004). “Kami juga memanfaatkan Prakualifikasi ini sebagai ajang try out bagi Oka Sulaksana yang akan tampil pada PON Papua, Oktober,” terang dia.
Menurut Sujana, saat ini untuk nomor RSX sederet negara Asia sudah meloloskan atlet selancarnya. Ia mencontohkan, tuan rumah Jepang, Cina, Korea dan Hongkong sudah meloloskan atletnya. Oleh sebab itu, pesaing berat Indonesia berdatangan dari negara Asia lainnya, seperti Taiwan, Thailand, Filipina, Singapura, dan Malaysia. “Saya kira peluang Oka Sulaksana untuk lolos sangat terbuka lebar,” jelasnya.
Ia mengakui, Oka Sulaksana bersama Candra Pertiwi saat ini sedang getol berlatih, guna menyiapkan diri mengikuti Pra Olimpiade. “Kami berlatih tergantung dari cuaca, jika iklimnya bagus kami tetap berlatih,” ucapnya. Sujana menerangkan, olahraga selancar ini sangat dipengaruhi oleh alam, seperti embusan angin, arah mata angin, arus dan ombak laut. Sujana berniat bertolak ke Abudabi bersama dua atlet asuhannya sepekan menjelang bertanding.
Oleh karena biaya yang cekak, Sujana terpaksa mengirit dan kemungkinan berangkat ke Abudabi pada 11 Februari. “Kami perlu adaptasi dua hari, sembari mengamati kencang atau lemahnya angin di Pantai Abudabi, sebab cabor ini perlu adaptasi dengan alam, walaupun hanya dua hari menjelang berlaga,” tutur Sujana.(Daniel Fajry/Balipost)