Suasana pembelajaran tatap muka salah satu sekolah di Kabupaten Bangli. (BP/Istimewa)

BANGLI, BALIPOST.com – Sejumlah sekolah dasar (SD) dan SMP di Kabupaten Bangli menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) mulai Senin (4/1). PTM dilaksanakan hanya 1,5 jam dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 secara ketat.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Bangli I Nengah Sukarta mengatakan, pelaksanaan PTM merujuk surat keputusan bersama (SKB) empat menteri. Dalam SKB itu, pemerintah pusat pada intinya membolehkan PTM digelar kembali sesuai kesiapan pemerintah daerah.

“Selajutnya ada surat edaran (SE) gubernur Bali yang disosialisasikan langsung ke seluruh kadis. Gubernur memberikan informasi bahwa dengan terbitnya SE tersebut, pembelajaran tatap muka menjadi tanggung jawab bersama. Jika kabupaten sudah siap silakan dibuka, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan secara ketat,” jelas Sukarta.

Baca juga:  Kasad Sambangi Anggota Satgas Pengamanan G20

Hari pertama, Sukarta mengatakan tidak semua sekolah menggelar PTM. Dia menyebut, pada tingkat SD dari total 165 sekolah yang ada, terdapat 9 sekolah yang menunda PTM.

Alasannya beragam. Ada karena belum siap sarana dan prasarana pencegahan Covid-19. Ada karena di wilayahnya terdapat tradisi nyepi desa dan ada juga yang menunda karena di sekitar sekolah tersebut terdapat warga yang terpapar Covid-19.

Sedangkan pada tingkat SMP terdapat satu sekolah dari 30 sekolah yang belum dapat melaksanakan PTM. “SMP tersebut adalah SMPN 4 Susut, karena di wilayah sekolah tersebut ada yang terpapar (Covid-19),” kata Sukarta didampingi Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar I Wayan Gede Wirajaya.

Baca juga:  Rizqy Maulana Dituntut 14 Tahun

Kegiatan PTM dimulai antara pukul 07.30 Wita atau 08.00 WITA. Tergantung jadwal di masing-masing sekolah.

Berdasarkan laporan yang diterimanya, ada siswa yang datang ke sekolah pukul 06.15 WITA. “Siswa tersebut mungkin karena terlalu semangatnya karena hari pertama masuk sekolah. Kami sudah instruksikan ke guru supaya memberitahukan siswa melalui orang tuanya agar datang sesuai dengan jadwal,” terangnya.

PTM hanya dilaksanakan 1,5 jam dengan dua mata pelajaran. Jumlah siswa di tiap kelas dibatasi 25-50 persen untuk mengatur jarak.

Baca juga:  Jaksa Eksekusi Terpidana Anak Kasus Pengeroyokan Berujung Maut di Sempidi

Yang tidak hadir dilayani secara daring. Tidak ada jam istirahat untuk siswa. Setelah jam belajar berakhir, siswa langsung dipulangkan secara bergilir.

Kata Sukarta berdasarkan laporan yang diterimanya, pelaksanaan PTM di hari pertama kemarin berjalan lancar. Pelaksanaan PTM di masing-masing sekolah telah menerapkan prokes secara ketat.

Pelaksanaan PTM akan terus dievaluasi. “Setiap hari pelaksanaan PTM ini akan kami kaji untuk perbaikan kedepannya. Hal-hal terkecil sudah kami catat,” pungkas Sukarta. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *