Dr. Somvir. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – Hindu sebenarnya memiliki kearifan lokal dalam menjalani Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yakni pranayama. Justru pranayama ini esensi dari protokol kesehatan (prokes) dalam mencegah Covid -19.

Pranayama ini prinsipnya mengolah nafas untuk tubuh yang sehat dan meditasi untuk kesehatan fisik mental dan spiritual. Pengamat Agama Hindu yang juga anggota DPRD Bali Dr. Somvir, Selasa (12/1) mengungkapkan jika sebelumnya penyakit hanya menyerang satu organ tubuh, sementara Covid -19 ini menyerang nafas dan sejumlah organ tubuh, yakni hati, paru-paru, ginjal dan lainnya, sehingga banyak korban meninggal.

Baca juga:  Haluan 100 Tahun Pembangunan Gubernur Koster Harus Didukung Semua Pihak

Makanya covid ini adalah warning dari Tuhan bahwa kita banyak melanggar PHBS. Dia mencontohkan semua lahan keluarga dibabat untuk bangunan dan jarang menanam pohon untuk menghasilkan udara sehat.

Para tetua Bali dulu disiplin bangun tidur pukul 04.00 WITA dan bergerak. Sekarang warga cenderung bangun setelah matahari terbit dan banyak di ruang ber-AC di kantor dan mobil.

Bahkan nyaris semua bahan upacara di Bali didatangkan dari luar yang tak terjamin kesehatannya. Makanya pandemi Covid-19 ini dijadikan momentum untuk menanam pohon keperluan upacara secara mandiri dan bertahap. Ini juga didukung bahwa kasus Covid banyak terjadi di kota, bukan di desa.

Baca juga:  Diguyur Hujan Deras, Akses Jalan Pura Batumadeg ke Pengubengan Besakih Jebol

Dijelaskannya, ada tiga cara melakukan pranayama sesuai tuntunan kitab Patanjali. Pertama tarik, tahan dan keluarkan nafas lewat hidung. Kedua keluarkan nafas lewat hidung hingga perut terasa kosong baru tarik nafas keluarkan dan istirahat sejenak. Ketiga, tiba-tiba tahan nafas semampunya.

Proses pranayama ini mencapai puncaknya, kata dia, jika kita mampu menarik nafas dalam waktu 16 detik, tahan nafas 64 detik dan hembuskan nafas selama 32 detik. Jika tak mampu bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh seperti mengambil setengahnya.

Baca juga:  Meluapnya Sungai Pulukan Sisakan Derita, Sejumlah Warga Mengungsi di Tengah Cuaca Ekstrem

Dia pun mengajak masyarakat Bali kembali mengolah ibu pertiwi atau pertanian. Ini diamanahkan dalam Rig Weda bahwa kembalilah ke pertanian karena di situlah kelurgamu menemukan kebahagiaan. Untuk itu kita jangan meremehkan warning Tuhan karena mereka yang mengabaikan prokes Covid-19 dan PHBS akan diincar oleh virus ini. (Sueca/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *