MANGUPURA, BALIPOST.com – Fenomena sampah kiriman di kawasan pantai di Badung, terus menepi. Selain di sepanjang pantai Kuta sampai Jimbaran, sampah kiriman juga sudah menepi ke pantai Labuansait, Pecatu, Kuta Selatan,
Sampah kiriman berupa batang dan ranting pohon ini, terlihat cukup banyak menepi dipantai yang terletak di bawah tebing kapur ini. Dengan kondisi pantai yang jauh dari akses jalan ini, tentu pengangkutan sampah menjadi sangat menyulitkan.
Hal ini diakui Bendesa Adat Pecatu, I Made Sumerta saat diminta keterangan disela kegiatan bersih-bersih di lokasi Senin (18/1). Pihaknya mengakui kalau kondisi sampah kiriman seperti ini memang terjadi setiap tahun di Pantai Labuan Sait. Sedangkan, untuk sampah ini lanjut Sumerta, sudah terjadi sejak hampir seminggu terakhir. Kondisi paling parah diakuinya terjadi pada Minggu (17/1), yang mana sampah kiriman ini sampai memenuhi area pantai.
Meski sudah dilakukan pembersihan, permasalahan yang dialami, yakni terkait pengangkutan menuju ke atas. Mengingat akses menuju pantai sangat curam. Karena berada di bawah tebing kapur yang cukup curam. “Untuk diangkat ke tebing, tentu tidak bisa dan memerlukan peralatan khusus karena kondisi yang curam. Di sisi lain, kalau di bakar akan menyalahi aturan tentang lingkungan. Apalagi saat ini sedang pandemi covid 19, tentu asap yang ditimbulkan tidak bagus untuk kesehatan,” bebernya.
Sebelumnya, pihak dinas terkait kata dia, pernah mewacanakan untuk membuat kereta gantung untuk mengangkut sampah dari bawah menuju ke atas tebing. Namun sampai sata ini hal itu belum juga direalisasikan. Sumerta berharap, wacana itu bisa dikaji secara matang untuk menuntaskan masalah sampah tersebut. Dia berharap pihak terkait nantinya bisa mencari solusi secara permanen akan masalah sampah ini, karena merupakan siklus tahunan.
“Mudah-mudahan nanti ada solusi, apakah ditarik menggunakan alat atau memakai kapal tongkang. Karena ada batang pohon yang sebesar ukuran drum besar,” harapnya. (Yudi Karnaedi/Balipost)