DENPASAR, BALIPOST.com – Masyarakat Bali dihimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak bencana akibat anomali cuaca yang ekstrem. Pasalnya, Bali merupakan salah satu wilayah yang berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi.
Disebutkan BMKG puncaknya hingga Februari 2021. “Semua daerah di Bali berpotensi terdampak bencana hidrometeorologi, karena potensi untuk terjadi cuaca ekstrem secara umum masih dapat terjadi di seluruh wilayah Bali,” Kadek Setiya Wati, Prakirawati BBMKG Wilayah III Denpasar, Senin (18/1).
Untuk daerah dengan topografi tinggi, seperti Tabanan, Jembrana, Buleleng, Bangli, dan Karangasem perlu lebih waspada terhadap potensi tanah longsor. Sementara untuk perkotaan, seperti Denpasar perlu lebih waspada terhadap banjir atau genangan air.
Dikatakan, sejak Oktober 2020, BMKG telah mengeluarkan informasi potensi bencana bersamaan dengan prakiraan musim hujan. Bahkan sejak awal Januari 2021, sejumlah daerah mengalami bencana banjir dan tanah longsor akibat peningkatan curah hujan.
Berdasarkan data BMKG, pada Dasarian III Januari 2021 sejumlah wilayah di Bali berpotensi mengalami banjir menengah. Sebab, saat ini ada beberapa fenomena cuaca yang harus diwaspadai, yaitu MJO (Madden Julian Oscillation), serta fenomena lokal, regional dan global.
Oleh karena itu, masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak bencana yang dapat ditimbulkan dari cuaca ekstrem, seperti banjir, genangan air, tanah longsor, angin kencang, pohon tumbang dan kilat/petir. Selain itu, masyarakat umum, Nelayan dan Pelaku Kegiatan Wisata Bahari juga dihimbau agar mewaspadai potensi tinggi gelombang laut yang dapat mencapai 2 meter atau lebih di sekitar perairan Utara dan Selatan Bali. (Winatha/balipost)