Atlet Pelatda PON Bali. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Jadwal semula hajatan multievent antarprovinsi se-Indonesia digelar di Papua, pada 2-20 Oktober 2020. Oleh karena pandemi covid-19, maka PON XX ditunda setahun menjadi Oktober 2021. Bahkan, kabar terakhir PON di Papua tetap digulirkan pada 2021 ini, meskipun Jawa dan Bali memberlakukan PSBB dan PPKM.

Ketua Umum KONI Bali Ketut Suwandi, di Denpasar, Rabu (20/1) menegaskan, mengutip pernyataan Sekmenpora Gatot S. Dewa Broto yang menyebutkan PON di Bumi Cendrawasih tetap digelar pada 2021 ini. “Hal itu merupakan statemen resmi dari Menpora,” tandas Suwandi.

Ia mengakui, selama ini program Pelatda belum maksimal karena wabah virus corona, ditambah pemberlakuan PSBB dan PPKM. Padahal, sesuai dengan jadwal awal pihaknya menyusun kegiatan seperti tes fisik. Yang penting, bagi Suwandi, atlet tetap semangat berlatih meskipun prestasi belum bisa diukur.

Baca juga:  Pegolf Mayvil Berjaya di Kejurnas

Ia memaklumi kondisi ini, mengingat kegiatan olahraga dibatasi utamanya bagi cabor bela diri yang bersentuhan langsung, termasuk tidak boleh membentuk kerumunan massa. Selain itu, Suwandi juga belum berani mengizinkan atlet untuk melakukan try in maupun try out. “Kami memahami kondisi ini, sebab yang terpenting atlet dalam keadaan segar dan bugar, karena nilai sehat sangat mahal di tengah wabah virus corona ini,” pesan dia.

Baca juga:  PON Papua Tak Pakai "Entry by Number" dan "by Name"

Oleh sebab itu, Suwandi memperbolehkan atlet Pelatda PON benar-benar melaksanakan progam latihan yang diberikan pelatih, jika mereka sudah di vaksin. “Sepanjang para atlet belum menerima vaksin, kami belum berani menjalankan program KONI, seperti uji coba guna mengukur kemampuan atlet,” sebut dia.

Kalau situasi sudah terbebas dari wabah virus corona, Suwandi baru memprogramkan latih tanding atlet PON. Untuk sementara, sebagai solusinya pihaknya tetap memonitor materi latihan yang diberikan pelatih, berikut grafik kemajuan yang dicapai atlet asuhannya. Kendati demikian, hasil pantauan berikut penilaian pelatih tetap menjadi tolok ukur, guna memutuskan apakah atlet bersangkutan layak atau tidak berlaga ke medan PON.

Baca juga:  Kendalikan Kerusakan Perairan Darat dengan Skema Public Private Partnership dan Imbal Jasa Lingkungan

“Kami memberlakukan atlet PON layak atau tidak mengusung bendera Bali ke PON Papua mulai Juni,” terangnya. Selanjutnya, memasuki Juli sampai menjelang keberangkatan PON, pelatih tetap memantau atletnya utamanya dalam pencapaian prestasi. “Berdasarkan hasil prestasi, termasuk didukung laporan pelatih, kami pakai acuan guna menentukan apakah atlet layak diberangkatkan atau tidak ke Bumi Papua,” kata dia. Hal itu tentu dikaitkan dengan segala aspek faktor, seperti keterbatasan dana. (Daniel Fajry/Balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *