BANGLI, BALIPOST.com – Pemkab Bangli melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli berencana melakukan penataan terhadap objek wisata Penelokan di Kintamani dengan anggaran sebesar Rp 20 miliar. Sejauh ini proses penataan objek wisata Penelokan masih dalam tahap Study Kelayakan. Hanya saja sebelum penataan itu dilakukan, bakal lebih dulu akan disosialisasikan ke-15 desa di kawasan Geopark Kaldera Batur.
Kabid Bina Objek Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bangli I Wayan Bona, Jumat (4/8) kemarin mengatakan, sejuah ini proses penataan objek wisata Penelokan masih dalam tahap Study Kelayakan. Kata dia, studi kelayakan sangat penting sehingga penataan yang dilakukan tidak grasa-grusu. Salah satu tujuan studi kelayakan untuk memastikan kondisi tanah termasuk status lahan.
Hanya saja, sebelum penataan itu dilakukan, pihaknya bakal lebih dilakukan sosialisasikan ke-15 desa di kawasan Geopark Kaldera Batur. Jelasnya, ini dilakukan agar desa-desa yang masuk kawasan geopark mengetahui penataan tersebut. Untuk penataan kini sedang dibuatkan studi kelayakan. “DED dibuat bersamaan dengan studi kelayakan. Mudah-mudahan dalam dua minggu kedepan sudah bisa masuk ULP (Unit Layanan Pengadaan),” ungkap Bona.
Bona mengungkapkan, setelah ada pemenang tender penataan Penelokan akan dimulai. Dengan begitu akhir tahun 2017 kegiatannya bisa tuntas dikerjakan. Sementara itu anggaran yang dipergunakan untuk penataan kawasan tersebut Rp 20 miliar. “Sumber dana yang digunakan bersumber dari pembagian dana PHR dari Kabupaten Badung,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakannya, sejumlah fasilitas penunjang bakal dibangun yakni tempat meninjau panorama gunung dan Danau Batur. Disamping untuk tempat pementasan kesenian juga akan dibuatkan stade dan kios-kios akan dibangun di bawahnya. Sehingga para pedagang acung yang berjualan berkeliaran selama ini tidak lagi berkeliaran menjajakan barangnya kepada pengunjung. “Nanti juga akan dibuatkan bangunan khusus berisi informasi kepariwisataan Kintamani,”katanya.
Disinggung siswa waktu yang tinggal beberapa bulan lagi, pejabat asal Terunyan ini tetap optimis jika kegiatannya yang dilakukan bisa berjalan. Dia juga menyebut waktu yang tersisa sekarang tidak terlalu mepet dan bisa dikerjakan. “Bulan September kegiatannya mungkin sudah berjalan,”tegas Wayan Bona. (eka prananda/balipost)