Gubernur Koster saat berada di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Gubernur Bali Wayan Koster ingin setiap pasemetonan di Bali, mampu berkontribusi dengan menunjukkan eksistensinya membangun Bali. Mereka bisa turut serta menggarap visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, dengan pola pembangunan Bali sekala-niskala.

Kontribusi itu salah satunya bisa ditunjukkan dengan menyatukan setiap pasemetonan, sehingga lebih eling dengan leluhur yang selama ini menjadi taksu Bali. Terbukanya kesadaran masyarakat Bali terhadap keberadaan garis keleluhurannya, akan mampu memperkuat pondasi niskala alam Bali.

Gubernur Koster menyampaikannya ketika hadir langsung dalam Mahasabha Sira Arya Gajah Para Batara Arya Getas di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Klungkung, Jumat (12/2). Meski hari libur Imlek, Gubernur Koster khusus hadir untuk membuka, lantaran mahasabha ini sejalan dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, khususnya Atma Kerthi dalam upaya menjaga kesucian jagat Bali dan eling dengan leluhur.

Baca juga:  Cetak SDM Unggul, Gubernur Koster Berkomitmen Sejahterakan Guru

“Siapa yang menurunkan, siapa yang melahirkan dan keleluhuran utamanya jangan sampai terlupakan. Pergunakan Mahasabha ini untuk memperkuat jati diri sebagai orang Bali,” kata Gubernur Koster.

Ia menambahkan, Bali dibangun dengan segala kekuatan niskala yang luar biasa. Ini yang selama ini jarang tersentuh di Bali. Maka, inilah yang sekarang benar-benar tergarap secara terpola melalui Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali, sekala-niskala.

Baca juga:  Honda Bikers Camp 2019, Pupuk Rasa Bangga dan Solid Menjadi Komunitas Honda

Keunikan Bali adalah unsur niskalanya, tetapi ini sebelumnya justru tidak masuk ke dalam pola pembangunan Bali. Padahal ini yang membuat Bali tenget, metaksu dalam berbagai aspek. Maka keistimewaan Bali yang kecil ini tak bisa dibandingkan dengan daerah lain.

Terlebih dengan keberadaan desa adat, yang konsisten memelihara ini dengan segala keunikannya. “Jangan kira bali ini sedang baik-baik saja. Banyak persoalan serius. Harus eling dengan leluhur. Isi Nangun Sat Kerthi Loka Bali ini harus diresapi. Ini konsepnya sangat luas. Agar ke depan dapat diwariskan sebagai peradaban baru bagi Bali. Termasuk kepada pasemetonan ini. Mari tata Bali ini agar tetap eksis dengan kekuatan sekala-niskala di dalamnya,” tegasnya.

Baca juga:  Gubernur Koster Ingatkan Untuk Hindari ‘Jus KPK’

Mahasabha ini sempat tertunda setahun karena pandemi COVID-19. Akhirnya mahasabha ini dapat digelar dengan menerapkan prokes ketat dan proses rapid test antigen kepada seluruh peserta.

Peserta yang datang pun dibatasi sampai 100 orang. Sementara pratisentana yang lain mengikuti secara daring.

Ketua Panitia I Ketut Suadnyana, mengatakan pelaksanaan Mahasabha ini bertujuan untuk mempererat persaudaraan pratisentana Sira Arya Gajah Para Batara Sira Arya Getas di seluruh Indonesia. Kemudian membentuk kepengurusan pusat. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *