Menteri Suharso meninjau pelaksanaan vaksinasi pegawai Kementerian PPN/Bappenas. (BP/Istimewa)

JAKARTA, BALIPOST.com – Aparatur Sipil Negara (ASN), Kementerian PPN/Bappenas memperoleh vaksinasi tahap II. Sebanyak 2.566 pegawai divaksinasi pada Senin-Jumat, 22-26 Februari 2021.

Selain pelaksanaan protokol kesehatan, vaksinasi tersebut menjadi upaya perlindungan bagi pegawai Kementerian PPN/Bappenas yang tengah berinteraksi dengan perwakilan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, hingga masyarakat luas untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022.

“Vaksinasi ini dalam rangka mencapai herd immunity dan bila tidak ada aral melintang, selama 15 bulan ke depan, Indonesia akan mencapai herd immunity di Maret 2022 karena berdasarkan jumlah vaksin, tersedia untuk disuntikan ke hampir 182 juta penduduk Indonesia di atas usia 18 tahun dan dengan tambahan sekitar 15 persen cadangan,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di Gedung Bappenas, Jakarta, Senin (22/2).

Pemberian vaksin Sinovac yang dilakukan tenaga kesehatan (nakes) profesional ini didukung oleh Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Baca juga:  Kabar Duka Kembali Dilaporkan, Kenaikan Kasus COVID-19 Bali Juga Masih di Atas 100 Orang

Selain Kemenkes, dukungan juga diberikan Kantor Kesehatan Pelabuhan Soekarno Hatta dan Tanjung Priok, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Puskesmas Menteng, serta beberapa rumah sakit seperti RSU Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo, RS Pusat Otak Nasional Mahar Mardjono dan RS Jantung Harapan Kita. Mereka mengirimkan Tim Vaksinator dan menyiapkan Emergency Response Team.

Berkat kerja sama ini, vaksinasi dapat dilakukan dengan cepat, mencapai target vaksinasi untuk 500 pegawai dalam waktu satu hari. “Pelayan publik termasuk ASN ataupun pejabat di Bappenas, karena langsung berhubungan dengan masyarakat sehingga jadi sasaran yang harus dilakukan penyuntikan segera. Ke depan, vaksin bukan satu-satunya, protokol kesehatan juga tetap dijalankan,” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal P2P dr. H. Muhammad Budi Hidayat, M.Kes.

Baca juga:  Wapres Ma'ruf Amin Terima Suntikan Vaksin COVID-19

Menteri Suharso menegaskan vaksinasi COVID-19, selain menjadi game changer untuk mendorong laju penurunan kasus dan mencapai herd immunity, sekaligus sebagai strategi implementasi RKP 2021 yang mengusung tema “Mempercepat Pemulihan Ekonomi dan Reformasi Sosial”.

“PDB kita 57 persen itu adalah konsumsi rumah tangga yang kalau pertumbuhannya bagus, maka pertumbuhan ekonomi juga bagus. Saat ini rumah tangga terganggu akibat mobilitas terbatas karena Covid-19,” ungkap Menteri Suharso.

“Untuk itu, kita pastikan upaya penanganan COVID-19 sejalan dengan langkah pemulihan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Upaya kita untuk mengadakan vaksin buatan Indonesia juga mudah-mudahan bisa segera terwujud, kita sudah pengalaman memproduksi vaksin massal BCG, polio kelas dunia, jadi tidak perlu kita meragukan vaksin buatan dalam negeri,” terang Menteri Suharso.

Kegiatan vaksinasi COVID-19 untuk 2.566 pegawai tersebut akan ditindaklanjuti dengan vaksinasi kedua pada 8-12 Maret 2021 mendatang atau 14 hari sejak vaksinasi pertama. Sejak awal pandemi melanda Indonesia pada Maret 2020 lalu, Kementerian PPN/Bappenas memastikan tertibnya protokol kesehatan antara lain dengan memasang sekat meja kerja, menyediakan disinfektan ruangan, memasang berbagai peralatan bebas sentuh (touchless) seperti keran air, urinoir dan sabun tangan.

Baca juga:  Presiden: Jembatan Gantung Sangat Dibutuhkan, Permintaanya Ribuan

Kementerian PPN/Bappenas juga memberikan bantuan isolasi mandiri dan tracing dengan memfasilitasi PCR Swab Test kepada tiap pegawai yang positif Covid-19 tanpa gejala. Bappenas juga sudah punya aplikasi Integrated Digital Workspace atau IDW yang sudah di-launching Presiden RI pada Januari 2020.

“Dengan adanya IDW ini, Bappenas tetap bekerja maksimal dengan pembagian WFH dan WFO sesuai peraturan yang berlaku. Itu adalah upaya bersama untuk menekan pertambahan jumlah kasus di Indonesia,” pungkas Menteri Suharso. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *