Swami Vigyananad saat memberikan pemahaman tentang “Building Awareness on Global Radicalism” dihadapan ratusan mahasiswa Hindu di Bali. (BP/win)
DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam upaya menumbuhkan kembali rasa kepdulian terhadap persatuan dan kesatuan serta memberikan pemahaman kepada generasi muda Hindu terhadap adanya ancaman radikalisme global, World Hindu Parisad (WHP) menggelar diskusi dan tanya jawab (Dharma Tula) dengan tema “Building Awareness on Global Radicalism” (Membangun Kesadaran Terhadap Ancaman Radikalisme Global) di Gedung PHDI Bali, Rabu (9/8). Kegiatan Dharma Tula ini menghadirkan narasumber tokoh dunia asal India yang juga sebagai salah satu penggagas dan pendiri WHP, yakni Swami Vigyananad yang dimoderatori oleh Putu Jayni Kalyana Suaryasa Dewi Kanca.

Swami Vigyananad juga merupakan pendiri World Hindu Democratic Forum (WHDF), Ketua Koordinasi Internasional Vishva Hindu Parishad, serta pendiri World Hindu Congress yakni pertemuan tingkat tinggi tokoh Hindu seluruh dunia. Acara Dharma Tula ini dihadiri organisasi kemahasiswaan Hindu yang ada di perguruan tinggi di Bali. Seperti, FMHD Universitas Udayana, FMHD Universitas warmadewa, KMHD Stikom Bali, KMHD STIKI Indonesia, KMHD STP Nusa Dua-Bali, dan KMHD Undiksha, serta diback up oleh World Hindu Parisad.

Baca juga:  Capai Pariwisata Berkualitas, Bali Perlu Banyak Berbenah

Ketua Panitia, I Made Dwija Suastana, SH., mengatakan kedatangan Swami Vigyananad ke Indonesia adalah untuk menggali dan mendapatkan masukan-masukan terhadap demokratisasi yang ada di Bali. Masukan ini akan dijadikan bahan dalam agenda WHDF yang dilaksanakan pada 7-9 September 2018 mendatang di Chicago, USA. “Kami secara lokal di Bali mencoba untuk mengangkat isu global, dimana radikalisme menjadi isu global kita kaitannya dengan ketahanan masyarakat kita, khususnya generasi muda di Bali,” ujar Dwija.

Baca juga:  Tangani Narkoba, BNK Karangasem Dorong Desa Bikin Perdes

Lebih lanjut dikatakan, tujuan dari kegiatan Dharma Tula ini adalah untuk menginisisasi anak-anak generasi muda untuk berkolaborasi dan bekerjasama untuk menghasilkan sesuatu yang implementatif yang bisa merubah mindset-mindset yang negatif yang ada dalam diri setiap generasi muda. Sehingga, mereka bisa lebih banyak membangun jejaring. “Dengan berjejaring, generasi muda nantinya bisa berbuat sesuatu yang lebih konkrit untuk Bali,” tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris WHP, Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.PD. (KHOM)., berharap dengan kegiatan Dharma Tula ini generasi Hindu muda Bali bisa lebih bijaksana dalam menanggapi isu-isu yang sedang berkembang di Indonesia, terutama masalah pahan radikalisme dan berita-berita bohong (hoax). Sebab, paham dan berita hoax tersebut ingin memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI.

Baca juga:  Sejumlah Warga Putar Balik, Akses Pantai Padanggalak Ditutup

Oleh karena itu, sebagai generasi Hindu yang terpelajar harus bisa menumbuhkembangkan kesadaran dalam diri terhadap isu-isu bohong dan mampu memberikan vibrasi kepada teman-teman sebaya, keluarga, dan orang-orang disekitar untuk bisa menangkal paham radikalisme yang tengah mengusik keutuhan NKRI. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *