I Gusti Ngurah Kartika. (BP/Dokumen)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Hampir satu tahun sudah Pandemi Covid-19 melanda. Kondisi itu, membuat cukup banyak siswa khususnya di Kabupaten Karangasem yang mengalami putus sekolah.

Kepala Disdikpora Karangasem, I Gusti Ngurah Kartika, Senin (1/3) mengungkapkan, selama pandemi ini pembelajaran tatap muka memang tidak bisa dilakukan. Kondisi itu, ada dampak positif dan negatif yang dirasakan. Untuk dampak negatifnya, yaitu khusunya di Karangasem ada cukup banyak siswa yang putus sekolah akibat dampak pandemi Covid-19.

Baca juga:  Kabar Baik, Nasional Nihil Laporkan Tambahan Korban Jiwa

“Berdasarkan data yang kita miliki, ada sebanyak 64 siswa yang mengalami putus sekolah akibat situasi pandemi covid-19 yang masih berlangsung hingga saat ini. Dampak negatif yang lain, adalah masalah tumbuh kembang anak serta masalah tekanan psikologis anak. Pasalnya, belajar di rumah dan orang tua belum sepenuhnya mampu mendampingi anaknya terkait pembelajaran jarak jauh ini,” ucapnya.

Kartika, menambahkan, untuk dampak positifnya juga ada dengan sistem pembelajaran jarak jauh atau daring selama ini. Dampak itu, diantaranya menekan jumlah kasus Covid-19 karena tidak ada kerumunan, siswa banyak waktu bersama dengan keluarga, siswa dan guru peka dan beradaptasi dengan perubahan, serta siswa dapat mengikuti perkembangan dan mengeksplorasi teknologi.

Baca juga:  Korban Lakalantas Vs COVID-19, Ini Kata Kapolresta 

“Dengan sistem daring ini juga, siswa dapat belajar dimana saja dan kapanpun, mulai dari rumah, balai banjar dan tempat yang lainnya. Untuk itu, kita harap pembelajaran tatap muka bisa segera dilakukan,” jelas Kartika sembari menyatakan, bila PTM bisa dilakukan, maka akan menerapkan prokes yang sangat ketat. (Eka Prananda/Balipost).

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *