Tenun
Terlihat Ibu Negara Ny Hj Iriana Jokowi saat menyimak kain tenun ikat di Pusat Kerajinan Tenun Ikat Putri Ayu, Kamis (10/8). (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Ibu Negara Ny Hj Iriana Jokowi memborong kain tenun ikat di Pusat Kerajinan Tenun Ikat Putri Ayu, Kamis (10/8). Istri orang no 1 di Indonesia ini juga mengajak rombongan untuk memboyong berbagai kain di Pusat Kerajinan Tenun Ikat Putri Ayu milik I.B. Adnyana itu.

Rombongan tiba dipusat kerajinan yang beralamat Jalan Astina Jaya, Blahbatuh, Gianyar, ini Kamis siang sekitar pukul 12.00 wita. Dipusat kerajinan itu Ny Iriana Jokowi tertarik memiliki kain tenun songket, sedangkan Ny Mufidah Yusuf Kalla memilih kain tenun motif maskot kota Gianyar Pucuk Bang.

Mendapat pengawalan ketat, Ny Irianan Jokowi pun menyempatkan diri melihat langsung cara menenun yang dilakukan menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Sementara para istri Menteri Kabinet Kerja rata-rata membeli selembar kain tenun. Selang 30 menit rombongan lantas menuju Bali Safari and Marine Park untuk santap siang dan menonton teater.

Baca juga:  Gubernur Koster Tinjau Inovasi VAST di Jembrana

Ditemui usai kunjungan, Pemilik Pusat Kerajinan Tenun Ikat Putri Ayu, IB Adnyana mengungkapkane bahwa selama berkunjung ke pabrik tenun ini, dikatakan bahwa Ny Iriana tertarik dengan hampir seluruh motif kain yang dipajang baik itu endek tenun ikat, endek inovasi, maupun songket. “Dari semua produk, beliau nampaknya lebih tertarik dengan songket. Beliau ambil songket. Sedangkan ibu wakil Presiden ambil endek tenun motif Pucuk Bang,” jelasnya.

Ia juga menerangkan bahwa Ny Iriana Jokowi juga tertarik dengan kondisi tenun ikat saat ini. Bahkan istri Presiden ke Tujuh ini banyak bertanya tentang kondisi tenun ikat saat ini. “Beliau banyak mengajukan pertanyaan. Pertama yang beliau tanyakan, apa saja yang jadi kendala,” ujarnya.

Mendapat pertanyaan itu, IB Adnyana pun mengungkapkan berbagai keluhan. Salah satunya rasa khawatir tentang regenerasi penerus tenun. Dijabarkan kondiai saat ini ada sekitar 50 penenun yang bekerja untuknya, yang dominan dari mereka sudah memasuki usia tua. ” Sementara anak cucu dari penenun, lebih memilih sekolah tinggi yang setelah tamat memilih profesi lain, ” keluhnya.

Baca juga:  Dari Polda Bali Kalah di Praperadilan hingga Pungutan Retribusi Pariwisata Diprotes

I.B. Adnyana juga membeberkan keterbatasan alat untuk melakukan pengembangan inovasi. Padahal pihaknyabsudah mengajukan permohonan penyediaan alat tenun mesin. Selain itu, Ny Iriana Jokowi juga sempat mempertanyakan bagaimana ketersediaan bahan baku kain tenun tersebut. “Saya jujur katakan bahwa bahan baku masih ambil dari India dan Cina,” jelasnya.

Mendengar hal tersebut, Ny Iriana Jokowi langsung menyinggung ketersediaan bahan baku lokal. Langsung dijabarkan bahwa bahan baku lokal bukannya tidak ada, tapi produksinya terbatas untuk memenuhi permintaan yang selalu menginginkan mutu tinggi.

Baca juga:  Pohon Perindang Diracun, DLHK Badung Geram

Ketua Dekranasda Gianyar, Ny. Surya Adnyani Mahayastra menerangkan pihaknya sudah menjelaskan kepada rombongan bahwa tenun Putri Ayu adalah salah satu binaannya. Ditambahkannya pula, selain memproduksi endek (kain tenun khas Bali), Putri Ayu juga didapuk oleh Dekranasda Gianyar memproduksi kain Endek Pucuk yang merupakan kain endek maskot Kabupaten Gianyar. “Keistimewaan endek pucuk maskot Gianyar ini ada pada teknik pembuatannya yang mana merupakan kombinasi dari tenun, songket, dan airbrush,” terang Ny. Surya Adnyani Mahayastra yang disimak dengan serius oleh rombongan.

Pada kesempatan tersebut, pihaknya juga melaporkan beberapa kegiatan yang telah dilakukan Dekranasda Gianyar dalam upaya mengembangkan UKM. Diantaranya melakukan pembinaan kepada pelaku UKM, mengikuti pameran HUT Dekranasda di Jakarta, serta menampilkan kain produk lokal melalui berbagai fashion show. (manik astajaya/balipost)

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *