Rumah pasutri rusak tertimpa pohon beringin. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Bencana angin kencang telah merusak banyak bangunan akibat pohon tumbang. Bahkan, gubuk tua beratap seng karatan yang ditinggali pasutri lansia Nengah Kesul (78) dan Nengah Rindu (60), juga rusak diterjang pohon beringin keramat.

Beruntung, pasutri beserta keluarganya selamat dari terjangan pohon beringin itu.

Ditemui di gubuknya itu, di sekitar areal eks galian C Desa Sampalan Klod, Kecamatan Dawan, Senin (1/3), Nengah Kesul, yang sehari-hari bekerja sebagai Juru Sapuh (Asisten Pemangku) di Pura Ksirarnawa di sekitar pohon beringin tersebut, tak menyangka pohon beringin yang ada di dekat tempat tinggalnya itu, ambruk akibat angin kencang. Pohon beringin setinggi 50 meter ini tumbang, menerjang sebagian rumahnya.

Baca juga:  Prof. Widnya Dikremasi di Pundukdawa, Ini Kenangan Sang Anak

Pelinggih Pura Ksirarnawa pun ikut hancur. Ketika angin kencang disertai hujan lebat sekitar pukul 14.00 WITA itu, Kesul mengaku sedang berada di luar rumah untuk mencari kayu bakar.

Sementara di dalam rumah, ada ketiga cucunya yang sedang tertidur. Kaget melihat pohon beringin tumbang di sebelah rumahnya, Kesul mengaku bergegas kembali pulang untuk melihat kondisi ketiga cucunya.

Ternyata, tidak sampai menimpa penghuni rumah. Namun, mereka cukup syok melihat kejadian ini.

Pohon tumbang ini nampak belum tertangani petugas BPBD Klungkung. Posisi pohonnya masih utuh setelah tumbang, menimpa sebagian gubuk semi permanen ini.

Baca juga:  Tak Mampu Merawat, Puluhan Lontar Diserahkan ke Museum Semarajaya

Pohon beringin ini menjadi satu kesatuan dengan Pura Ksirarnawa yang selama ini dipercayakan padanya untuk dijaga. “Selain palinggih puranya rusak, senderannya juga jebol. Setelah tertimpa pohon beringin, atap dapur dan WC di sebelah rumah, juga hilang,” kata Kesul.

Nengah Kesul berharap agar mendapat bantuan untuk membersihkan pohon beringin ini dari sekitar rumahnya. Selain itu, dia juga ingin palinggih dan senderan Pura Ksirarnawa bisa diperbaiki, agar bisa ngayah kembali di pura tersebut.

Pura ini berada di wilayah eks Galian C yang terdampak luapan lahar dingin dari Gunung Agung. Di sana ada batu besar menyerupai peti yang berasal dari letusan Gunung Agung.

Baca juga:  Polisi Jaga Ketat Objek Wisata di Nusa Penida

Sebelumnya, bencana angin kencang, Minggu (28/2), menimbulkan banyak kerusakan pura dan rumah. Terjangan angin kencang yang begitu kuat merobohkan sejumlah bangunan pura dan mengakibatkan pohon tumbang yang merusak rumah warga di sejumlah desa.

Bencana angin kencang dalam sehari itu, total menimbulkan kerugian sekitar Rp 1,4 miliar. “Kalau anggaran khusus kebencanaan, tidak ada. Setelah terdata dampaknya, nanti kami akan mohonkan bantuan ke BPBD Provinsi Bali,” kata Widiada. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *