I Gde Pitana. (BP/ist)
JAKARTA, BALIPOST.com – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) makin intens menggoda pasar India. Tidak tanggung-tanggung, lima kota di negara yang berjuluk Anak Benua itu, akan disambangi dalam gabungan 2 kegiatan promosi yang masing-masing bertajuk Sales Mission India 2017.

Lima kota yang digoda branding Wonderful Indonesia antara lain, kota Ahmedabad pada 1 Agustus, Pune pada 3 Agustus. Setelah itu, ada  Sales Mission Greater Bali di India 2017 di kota Bangalore pada 9 Agustus, kota Coimbatore pada 7 Agustus 2017, serta Chandigarh pada tanggal 11 Agustus 2017.

Tidak ada nama kota Mumbai atau New Delhi. Ini menunjukkan Wonderful Indonesia sangat agresif dan tidak hanya berusaha melakukan promosi dengan merambah kota-kota tier 1 di India namun juga kota-kota lain yang berpotensi mendatangkan wisman India ke Indonesia.

“Potensi pasar India sangat besar. Nanti Kemenpar melakukan promosi dalam bentuk pertemuan bisnis antara sellers (industri pariwisata) Indonesia dengan buyers (travel agents) India,” ucap Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara I Gde Pitana yang didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Pasifik Vinsensius Jemadu di Jakarta, Sabtu (12/8).

Baca juga:  Bersiap untuk Kompetisi ACTC 2017, Banyuwangi Percantik Obyek Wisata

Pitana menjelaskan, promosi agresif ini didasari atas jumlah kunjungan wisman India ke Indonesia yang selalu meningkat. Data terakhir menunjukkan jumlah kunjungan periode Januari-Juni 2017 sebesar 233.738 kunjungan wisman India ke Indonesia. “Hal ini merupakan sebuah pencapaian luar biasa. Pertumbuhannya double-digit pada angka 25,05 persen dibandingkan dengan jumlah kunjungan pada periode yang sama tahun lalu,” ucap Pitana.

Sementara Itu, VJ sapaan akrab Vinsensius Jemadu menambahkan, selain angka pertumbuhan yang tinggi, demand dari travel agent lokal India tentang produk-produk pariwisata terbaru Indonesia sangat tinggi. Hal ini bisa terlihat dari kegiatan sales mission sebelumnya yang selalu dipadati buyers India. Dan kenyataan ini, mendorong setiap kegiatan sales mission yang diadakan Kemenpar selalu menjadi incaran industri pariwisata Indonesia untuk turut berpartisipasi.

“Kuota peserta sales mission ke India selalu full, sehingga kami selalu harus menyediakan kuota ekstra. Untuk sales mission kali ini, ada 23 peserta dari alokasi awal hanya 20 slot” ujarnya.

Masalah air connectivity pun didukung beberapa maskapai di Indonesia. Di penghujung tahun silam, ada Garuda Indonesia yang membuka penerbangan Mumbai ke Jakarta pada 12 Desember 2016.

Baca juga:  Ini, Kata Sri Mulyani Soal Target Pertumbuhan Ekonomi 2021

Setelah itu, Air Asia membuka rute Mumbai-Denpasar pada 20 Mei 2017 menggunakan pesawat berbadan lebar Airbus A330. Dan yang terbaru, ada Batik Ai yang membuka rute penerbangan dari Chennai, India menuju Denpasar, Bali, 24 Juli 2017.

Namun, ketiga rute ini bukan penerbangan langsung. Garuda Indonesia harus melakukan stopover di Bangkok sedangkan Air Asia dan Batik Air melakukan stopover di Kuala Lumpur.

“Kemenpar sangat berharap maskapai lain mengikuti langkah yang diambil Garuda Indonesia dan Air Asia untuk membuka penerbangan India ke Indonesia. Peluang membuka penerbangan langsung masih sangat terbuka karena masih banyak kota originasi di India belum terhubung langsung ke Indonesia contohnya New Delhi, Bangalore dan beberapa kota besar India lainnya,” ucap VJ.

Lantas, kemana wisman India, melakukan plesir di Indonesia? VJ menjawab, destinasi Bali masih menjadi primadona. Kesamaan latar belakang kultur dan religi membuat wisman India nyaman melakukan pelesir di Bali.

“Lebih dari 50% wisman India yang berkunjung ke Indonesia masuk melalui Bandara Ngurah Rai, Bali. Hal ini dirasakan sebagai tantangan bagi Kemenpar untuk memperkenalkan destinasi Indonesia ke wisman India. Bahkan untuk destinasi Bali, kebanyakan wisman India hanya berkutat di destinasi populer seperti Kuta, Seminyak dan Ubud,”

Baca juga:  Komunitas Kalkun, Menjaga Kali Tetap Lestari dan Memuliakan Air Lewat Budaya

Karenanya, misi penjualan ini tidak hanya terdiri dari kegiatan business meeting (table top meeting) antar industri pariwisata Indonesia dan India namun juga akan ada presentasi Indonesia tourism update yang akan memaparkan perkembangan destinasi di Indonesia. “Utamanya di 10 Destinasi Prioritas,” pungkas VJ.

Menteri Pariwsata Arief Yahya juga seirama dengan bawahannya. Dia menyebut India memiliki potensi pasar yang sangat besar bagi pariwisata di Indonesia. Jumlah kunjungan wisman India ke Indonesia sudah mendahului jumlah wisman dari Jepang dan Korea. Tahun ini India masuk ke urutanke lima.

“Jumlah orang kaya di India sama dengan jumlah penduduk di Indonesia. Angkanya sekitar 250 juta. Potensi India itu sangat besar, yang disukai itu Bali, Jakarta dan Medan,” ucap Arief Yahya Menteri Pariwisata RI. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *