Ngurah Weda Sahadewa. (BP/Istimewa)

Oleh Ngurah Weda Sahadewa

Kebudayaan sebagai sebuah bentuk kehidupan nyata manusia, mestinya dapat memberikan suatu kemajuan di berbagai bidang. Hal ini ditandai salah satunya kemajuan dalam bidang perekonomian. Kemajuan kebudayaan menandakan adanya kemajuan dalam bidang perekonomian sehingga menjadi salah satu garapan penting dalam memajukan kebudayaan itu sendiri.

Ketika manusia dikatakan berbudaya bukan berarti kemudian meninggalkan dunia ekonomi sudah pasti hal tersebut dapat mematikan budaya itu sendiri. Oleh karenanya tidak dapat dipungkiri jika pemikiran atas kebudayaan mesti dibarengi secara simultan atas kemajuan dalam dunia perekonomian pula. Itu tidaklah harus dipisahkan antara budaya dan ekonomi terlebih antara kebudayaan dan perekonomian itu sendiri. Untuk itulah tulisan ini hendak dimajukan sebagai salah satu bentuk pemikiran yang mengajukan bagaimana kebudayaan ekonomi itu dapat dimunculkan secara nyata, namun tanpa meninggalkan suatu bentuk idealisme kemanusiaan yang berbudaya.

Baca juga:  Revolusi Industri 4.0 di Tengah Bonus Demografi

Saat manusia sudah memiliki suatu kebudayaan yang tinggi bukan kemudian mengabaikan kemajuan ekonominya. Hal ini sebagai bentuk nyata kehidupan. Oleh karena itu, penting untuk disadari jika manusia semestinya terus membangun perekonomiannya dengan meningkatkan kemampuan manajemen budaya yang tercakup ke dalam bentuk perekonomian. Oleh karena itu patut ditelusuri lebih dalam bagaimana kebudayaan mesti berkolaborasi dengan berbagai segmen dan dimensi kehidupan sehingga menjadikan kebudayaan itu dapat dibangun berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan yang semakin meningkat kualitas dan kuantitasnya.
Sebagai contoh bagaimana kebudayaan itu sendiri yang telah terbentuk mesti tidak takut untuk dievaluasi agar mencapai titik kebudayaan yang semakin tinggi nilainya bagi peningkatan kualitas hidup manusia itu secara keseluruhan. Untuk itu pula diperlukan suatu bentuk terobosan pemikiran dan realisasinya yang dirasakan nyata dampaknya bagi masyarakat sehingga masyarakat tidak terjebak mengulang suatu pola kebudayaan yang sama namun cenderung merendahkan dirinya sendiri secara kemanusiaan itu.

Baca juga:  Pasar Kerja Gen Z

Lalu apakah standar yang dipergunakan untuk mengukur agar dirinya tidak menjadi semakin dinilai rendah dalam hal kebudayaan? Pertama, masyarakat mesti menyadari peran pemerintah dan negara dalam konteks dan aktualitasnya untuk membantu masyarakat dalam mencari terobosan penyelesaian dalam persoalan ekonomi. Kedua, pemerintah ataupun negara mesti menyadari pula bagaimana meningkatkan kemampuan masyarakat dalam berbudaya yang tetap menjunjung nilai kemanusiaan itu.

Kebudayaan ekonomi akan terbentuk dengan sendirinya ketika pemerintah dan masyarakat dapat menyikapi secara bersamaan atas peristiwa yang menimpa dirinya. Sebagai contoh ketika terjadi pandemi Covid-19 seperti saat ini maka bukan berarti kebudayaan itu dipertanyakan melainkan dievaluasi secara kritis sehingga melahirkan suatu bentuk kebudayaan baru dalam konteks dan aktualitas ekonomi namun bukan berarti bisa menurunkan kualitas kebudayaan itu melainkan bahkan dapat melahirkan kebudayaan baru yang menggandeng ekonomi secara konstruktif.

Baca juga:  ”Palebon” dan Pariwisata

Penulis staf Pengajar Fakultas Filsafat UGM

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *