Pangdam melepasliarkan tukik di Pantai Penimbangan. (BP/mud)

SINGARAJA, BALI POST.com – Penglima Komandan (Pangdam) IX Udayana, Mayjen TNI Maruli Simanjuntak melaksanakan kunjungan kerja (kunker) ke Buleleng, Rabu (24/3) dan Kamis (25/3). Dalam kesempatan itu, Pangdam Maruli mengunjungi konservasi mandiri “Save Penyu” Pantai Penimbangan, Desa Baktiseraga, Kecamatan Buleleng.

Sebanyak 25 ekor tukik hasil penangkaran dilepasliarkan. Dalam kunjungan ini, Pangdam Maruli didampingi Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana, Perbekel Desa Baktiseraga Gusti Putu Armada, dan Camat Buleleng Nyoman Riang Pustaka.

Baca juga:  Tambah Luasan RTH, Denpasar Jajaki Pemanfatan LP2B

Pangdam Maruli memuji kepedulian warga di Pantai Penimbangan menjaga lingkungan, terutama pesisir. Penangkaran telur penyu yang dilepasliarkan ke habitat aslinya itu dinilai upaya pelestarian ekosistem hewan laut dan terumbu karang.

Untuk itu, Pangdam Maruli mengajak, gerakan seperti ini harus terus dibumikan. Dengan semakin banyak masyarakat melakukan upaya positif, kondisi lingkungan akan semakin baik ke depannya. “Mari kita terus meningkatkan kepedulian dan saya pikir semakin banyak melakukan seperti bidang konservasi laut, dan sektor lain, maka kondisi lingkungan kita akan semakin baik ke depannya,” katanya.

Baca juga:  Kota dalam Hutan Apa Hutan dalam Kota?

Ketua Pokmaswas Penimbangan Lestari Gede Wiadnyana mengatakan, kunjungan Pangdam IX Udayana ini menjadi momentum positif untuk memperkenalkan kegiatan konservasi laut yang dirintisnya selama ini. Ini penting karena konservasi sendiri tidak bisa hanya dilakukan oleh kelompok tertentu saja, namun memerlukan dukungan dari pihak lain. “Karena kami dengar ada kunjungan Bapak Pangdam, jadi kami menawarkan untuk melihat aktivitas kami di sini, kemudian kami isi dengan pelepasliaran tukik hasil penangkaran di sini,” katanya.

Baca juga:  Perayaan HUT ke-127 Kota Negara, Bupati Tamba Lepas Balon Bersama Forkompimda Jembrana

Ia menyebut sejak September 2020 sampai sekarang, aktivitas penangkaran telur terhenti. Ini karena, penyu dewasa belum musimnya untuk bertelur ke daratan. “Karena ombak pasang dan cuaca buruk, apalagi daratan pasir di sini sempit, jadi belum ada penyu yang bertelur, mungkin nanti Juni dan Juli 2021 ini mulai ada penyu yang bersarang di pantai,” jelasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *