SEMARAPURA, BALIPOST.com – Anak usia sekolah yang tak bersekolah di Klungkung jumlahnya cukup banyak. Total ada 206 orang.
Guna mengarahkan mereka agar tetap mau belajar dan berkembang, Klungkung menawarkan inovasi Layanan Pustaka Permainan Edukatif Anak (Lapak) dan Pelayanan Literasi Antar ke Rumah (Pinter). Lewat alat permainan edukatif, anak putus sekolah bisa lebih antusias untuk belajar.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah, Komang Wisnuadi, Jumat (26/3) mengatakan, penerima bantuan merupakan warga kurang mampu yang memiliki anak usia sekolah. Ini dimulai dengan menyasar Desa Pikat, Kecamatan Dawan
Mereka di antaranya Ni Komang Sunasih pekerja pemilah sampah di TOSS Center yang merupakan janda dengan tiga anak, dan Ni Komang Suamingsih yang juga seorang janda dua anak yang bekerja sebagai buruh. Alat permainan edukatif itu, antara lain seluncur papan jahit huruf, balok susun rumahan dan lainnya.
Juga ada buku bacaan, buku cerita dan motivasi. Karena keluarga kurang mampu, juga disertakan sembako. “Alat permainan edukatif ini diharapkan dapat meningkatkan pemikiran dan semangat inovatif. Sedangkan sembako berupa beras Bulog yang mengandung vitamin lengkap, diharapkan dapat mencegah terjadinya stunting pada anak-anak,” kata Wisnuadi.
Keluarga penerima alat permainan edukatif ini, nampak sangat antusias. Dengan dukungan alat itu, ia berharap semangat belajar anak-anaknya terus tumbuh.
Setidaknya, setelah menerimanya, anak-anaknya sudah mulai antusias belajar. Dalam proses permainannya, terselip nilai-nilai edukatif yang dapat merangsang daya inovasi anak-anak untuk terus berkembang.
Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta, usai menyerahkan bantuan menegaskan upaya ini dalam rangka pelaksanaan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial dan peningkatan mutu pelayanan publik. Melalui program ini, Dinas Perpustakaan akan lebih berperan di tengah pandemi.
Masih banyak warga yang mengalami putus sekolah dan berkurangnya minat baca akibat perkembangan teknologi digital dan IT. “Maka melalui inovasi ini, terutama bagi keluarga kurang mampu, diharapkan warga mendapatkan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan serta dapat mengubah perilakunya menjadi lebih baik,” ujar Bupati Suwirta.
Perbekel dan para kadus diminta supaya lebih aktif mendata warga yang putus sekolah, untuk selanjutnya dilaporkan. Pemkab juga akan membantu lewat beasiswa KK Miskin. (Bagiarta/balipost)