DENPASAR, BALIPOST.com – Indonesia dan Tiongkok adalah sahabat dalam perjuangan menanggulangi kemiskinan. Tiongkok akan terus menjunjung tinggi semangat solidaritas, secara aktif memperdalam kerja sama kedua negara dalam penanggulangan kemiskinan, dan bergandengan tangan dengan Indonesia untuk menuju masa depan yang sejahtera dan bebas dari kemiskinan.
Demikian disampaikan Konsul Jenderal China di Denpasar Zhu Xinglong dalam jumpa pers, Selasa (30/3). Zhu Xinglong menuturkan, tahun 2020 merupakan tahun yang tidak biasa dalam perjalanan perkembangan Tiongkok.
Tiongkok berhasil mengendalikan pandemi, mencapai pemulihan ekonomi, dan meraih kemenangan penuh dalam pemberantasan kemiskinan ekstrem. Pada 25 Februari, Tiongkok mengumumkan telah mendapat keberhasilan total dalam pengentasan kemisikinan ekstrem.
Berdasarkan standar yang berlaku, sebanyak 98,99 juta orang miskin perdesaan semuanya telah terentas, 832 kabupaten miskin dan 128.000 desa miskin semuanya telah terlepas dari daftar kemiskinan. Tiongkok telah menyelesaikan tugas berat dalam memberantas kemiskinan ekstrem.
Selama 40-an tahun sejak diterapkan kebijakan reformasi dan keterbukaan, Tiongkok telah mengangkat 770 juta orang miskin perdesaan dari kemiskinan. Angka ini setara dengan 70 persen kontribusi Tiongkok terhadap pemberantasan kemiskinan global.
Dengan ini Tiongkok mencapai target pengentasan kemiskinan yang ditetapkan dalam agenda PBB 2030 untuk pembangunan berkelanjutan 10 tahun lebih cepat. Juga memberikan kontribusi bersejarah bagi pengentasan kemiskinan dan perkembangan damai global.
Belum lama ini, Kongres Rakyat Nasional Tiongkok dan Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok sukses digelar di Beijing. Kongres ini memberi sinyal positif perkembangan ekonomi Tiongkok kepada dunia.
Zhu Xinglong mengatakan, Perdana Menteri Li Keqiang menyebutkan dalam laporan kinerja pemerintah bahwa pertumbuhan PDB Tiongkok diperkirakan akan melebihi 6 persen pada 2021, dengan terciptanya lapangan pekerjaan baru lebih dari 11 juta orang, serta pendapatan penduduk terus meningkat dengan stabil.
Di 2021 adalah tahun pertama dalam rencana lima tahun ke-14 bagi Tiongkok yang mulai perjalanan barunya untuk membangun negara sosialis modern secara menyeluruh. “Kami yakin ini akan memberikan peluang baru bagi kerja sama Tiongkok-Indonesia serta memberikan kontribusi baru bagi pemulihan dan perkembangan ekonomi dunia,” ujarnya.
Zhu Xinglong juga menyampaikan tentang penyempurnaan sistem pemilu daerah administrative khusus Hongkong. “Kami bertekad untuk terus mempertahankan kebijakan ‘satu negara, dua sistem’, prinsip otonomi tingkat tinggi, dan prinsip warga Hongkong yang mengelola Hongkong. Kami juga yakin bahwa Hongkong akan menjadi lebih baik di kemudian hari,” ujarnya.
Zhu Xinglong juga mengatakan Tiongkok mendesak negara barat untuk berhenti mencampuri urusan Hongkong dan urusan dalam negeri Tiongkok. Tiongkok dengan tegas akan mempertahankan kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunannya.
Ia juga menegaskan bahwa isu kerja paksa di Xinjiang merupakan kebohongan yang dibuat oleh oknum anti Tiongkok tertentu. Tujuannya mencemari citra Tiongkok, merusak keamanan dan stabilitas di Xinjiang dan menghalangi perkembangan dan kemajuan Tiongkok. (Citta Maya/balipost)
Iya, hati2 dengan janji palsu si “neo-cahaya asia”. Ingat sejarah, kalau dulu jepang sekarang china, lihat perlakuan mereka pada berbagai negara anggota ASEAN, lihat bagaimana mereka mengklaim dan melanggar batas wilayah maritim negara lain, dan tentu saja lihat bagaimana mereka memperlakukan manusia, bahkan manusia mereka sendiri.