Pemain baseball Bali U-18. (BP/Ist)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tim baseball Bali keluar sebagai juara II pada ajang Kejurnas U-18 di Lapangan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Rawamangun, Jakarta, yang berakhir 3 April. Di final tim Bali harus mengakui ketangguhan lawannya Banten dengan skor 1-7. Hasil ini cukup membanggakan, sebab tim Bali sama sekali tidak diperhitungkan dan dianggap kuda hitam.

Padahal, selama babak penyisihan tim Bali mampu menekuk Banten dengan skor 5-4. Tim Bali juga menggasak Jatim dengan skor 6-3, serta menggebuk DIY 29-1. “Sebelum melaju ke final tim Bali hanya sekali menelan kekalahan, persisnya saat ditundukkan Jabar dengan skor 1-9,” tutur pelatih Putu Eka Artika Sudatmaja Pande, di Denpasar, Kamis (8/4).

Baca juga:  Bangun BMTH, Adhi Ardhana: Pelindo Tidak Ada Rencana Potong Karang

Ia memaklumi kekalahan tim Bali atas Jabar, sebab skuad tim Pulau Dewata melakukan rotasi pemain. “Saat meladeni Jabar, Bali menurunkan pemain cadangan, mengingat tiket final sudah di tangan dan kami memberi kesempatan kepada seluruh pemain untuk menimba pengalaman, sekaligus jam terbang,” paparnya.

Putu Eka Artika mengakui, Bali menang tipis atas Banten pada babak penyisihan, karena Banten terkesan meremehkan lawan, bahkan tim Banten menjadi unggulan. “Tim Bali ini dianggap kuda hitam dan sama sekali tidak disangka bisa merebut juara II,” ucapnya.

Baca juga:  Cegah Pengaturan Skor, Pelatih BU Minta Terapkan Sanksi Keras

Jika melihat peta kekuatan, berikut data rekor prestasi Banten unggulan pertama disusul Jabar, Jatim, Bali dan DIY. Kenyataannya, hasil dari Kejurnas tim Banten juara kemudian Bali dan Jatim juara III. “Justru Jabar yang unggulan kedua malah tersisih,” ungkapnya.

Dia mengevaluasi, tim Banten layak juara, sebab postur tubuh pemainnya rata-rata 175 cm. “Selain itu, anak-anak Bali juga jarang bertanding,” kilahnya. Sementara, pembinaan di Banten mulai usia 8 tahun dan sudah bertanding ke Singapura, termasuk mengikuti Kejuaraan Asia di Australia.

Dia menilai, keunggulan tim Bali pada posisi bertahan (defensif). Pola serangan (ofensif) pemain Bali selama tampil di kejurnas masih kurang. “Anak-anak Bali terbaik dari segi defensif, tetapi kurang dari sisi ofensif sebab fasilitas serba terbatas,” jelasnya.

Baca juga:  Terdakwa Korupsi Tahura Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Di samping itu, peralatan Banten cukup canggih. Misalnya Banten memiliki alat mesin pelontar bola, yang bisa diatur kecepatan serta arah bola. “Jadi, pemain Banten sudah biasa menghadapi berbagai variasi bola, sehingga pukulannya konsisten,” kata dia. Bali selama ini tidak memiliki lapangan baseball, sedangkan Banten punya lapangan indoor dan outdoor yang dilengkapi lampu penerang, hingga bisa dipakai main malam. (Daniel Fajry/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *