JEMBER, BALIPOST.com – Karnaval nomor satu di Indonesia, Jember Fashion Carnaval 2017 yang sukses itu menjadi motor pengungkit ekonomi di sana. Sukses itu mendorong pariwisata berkembang lebih pesat dan menemukan simpul baru di sana.
Promosi Kemenpar dengan #PesonaJFC2017 itu cukup mewarnai media sosial. Foto-foto keren karya koreografi dan desain pakaian karnaval Dynand Fariz itu menembus dunia maya. Sampai-sampai Menpar Arief Yahya menyebut ini sebagai karnaval terbaik Indonesia selama 16 tahun ini.
Dan penetapan Menpar Arief Yahya itu diamini Presiden Joko Widodo yang 12-13 Agustus 2017 itu juga ke Jember. Teori Menteri Arief berlaku, pengembangan destinasi itu ada 3A yang wajib seiring sejalan. Atraksi, Akses dan Amenitas. Soal akses dan amenitas inilah, Jember masih belum siap.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun melakukan peninjauan ke Bandar Udara Hadinotonegoro, Jember Jawa Timur, Minggu (20/8). Hal ini dilakukan untuk merespons kelemahan di akses itu. Sebab, jika menuju ke Jember masih lama dan susah, maka wisman dan wisnus juga akan memilih destinasi lain yang lebih mudah, murah, menarik!
Presiden Joko Widodo menargetkan pengembangan bandara Hadinotonegoro selesai pada 2019. Menurut Presiden Jokkwi, ini dilakukan untuk memperlancar arus lalu lintas manusia dan barang serta meningkatkan arus investasi termasuk menumbuhkan pariwista ke Kabupaten Jember dan sekitarnya.
Menteri Budi mengatakan pengembangan Bandara Notohadinegoro untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung pariwisata di Jember dan kota sekitarnya, yakni Surabaya dan Bali. “Ditargetkan dengan pengembangan bandara, akan dapat menampung jumlah penumpang hingga 360 ribu per tahun,” ujar Budi Karya Sumadi setelah sebelumnya menggelar rapat bersama Bupati Jember Faida dan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso.
Itu artinya, dalam sehari nantinya minimal ada tiga pesawat berbadan medium yang melayani penerbangan di Bandara Jember. Pengembangan Bandara Notohadinegoro akan dilakukan dalam dua tahap. Saat ini Bandar Udara Hadinotonegoro memiliki panjang landasan pacu 1645 x 30 m, taxiway 141 x 18 m, apron 68 m x 96 m, serta memiliki luas gedung terminal 920 m2.
Pengembangan tahap I akan dilakukan pekerjaan perluasan apron dan taxi way menjadi 96,50 meter dengan lebar 68,50 meter. Selain itu juga akan dilakukan penyusunan Studi RTT untuk perpanjangan runway serta perluasan terminal dan penyusunan studi lainnya, peningkatan pagar keamanan bandara, land clearing dan penyiapan lahan untuk perpanjangan serta pengadaan armada PKPPK.
Selanjutnya di tahun 2019 akan dilakukan pekerjaan peningkatan kapasitas runway menjadi 2250 m x 45 m. Kemudian perluasan gedung terminal, pemenuhan fasilitas lainnya serta pembuatan jalan inspeksi bandara sepanjang 5.100 m x 45 m.
Sedangkan tahap II, yakni setelah tahun 2019 akan dilakukan perpanjangan Runway sampai 2500 m x 45 m dan pembangunan fasilitas lainnya untuk mendukung embarkasi haji. “Untuk pengembangan tersebut sudah disediakan anggaran sesuai RKAKL (Rencana Kerja Anggaran) Kementerian Perhubungan tahun 2018 dan juga diusulkan dalam penyusunan RKAKL Kemenhub 2019. Anggaranya Rp 370 miliar,” kata Menhub.
“Dengan dibangunnya bandara ini dengan cepat Insya Allah dapat menunjang pariwisata itu,” kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut antusias rencana pengembangan Bandara Notohadinegoro, Jawa Timur. Menurutnya pengembangan bandara akan meningkatkan kapasitas satu dari tiga jurus Menpar dalam pengembangan pariwisata. Yaitu peningkatakan Aksesibilitas, selain Amenitas dan Atraksi. “Pak Presiden Jokowi sudah menetapkan pariwisata sebagai core economy dan sektor prioritas, maka kita semua secara Indonesia incorporated harus berkolaborasi untuk mewujudkan target besar wisman 20 juta di 2019 itu,” ujar Arief Yahya.
Peningkatan bandara ini, menurut Menpar, dapat menjawab kebutuhan seat capacity yang mencapai 3 juta guna mendukung target 20 juta wisman di tahun 2019. “Dalam memenuhi kebutuhan seats ini diantaranya dilakukan dengan peningkatan kapasitas airport dengan strategi pembangunan fisik bandara, pengembangan bandara secara terbatas dan pembangunan bandara baru,” ujar Menpar Arief Yahya.
Pengembangan Bandara Jember dikatakan Menpar sudah pasti juga akan mengangkat pariwisata di Jember yang belum lama ini namanya kian mendunia dengan perhelatan Jember Fashion Carnaval. Bahkan Menpar sendiri telah menetapkan Jember sebagai kota Karnaval Dunia. (kmb/balipost)