KRI I Gusti Ngurah Rai-332 bersandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (24/4/2021). Pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 difokuskan di laut sebelah utara Bali, yakni sekitar 40 km dari Celukan Bawang, Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – TNI Angkatan Laut mengakui kesulitan mengevakuasi badan kapal selam KRI Nanggala-402 yang tenggelam di perairan utara Bali pada Rabu (21/4). Sehingga meski sudah seminggu lebih sejak KRI Nanggala-402 dinyatakan tenggelam, Minggu (25/4), bangkai kapal itu belum juga terangkat.

Asisten Perencanaan dan Anggaran (Asrena) Kasal Laksamana Muda TNI Muhammad Ali saat jumpa pers di RSAL Dr Mintohardjo, Jakarta, Selasa (4/5), mengatakan sejauh ini alat yang digunakan untuk evakuasi hanya mampu membawa bagian kecil badan kapal dari kedalaman 838 meter. Untuk pengangkatan badan kapal, lanjut Ali, memerlukan pengait untuk diikatkan ke KRI Nanggala yang tenggelam di dasar laut Bali.

Baca juga:  AL dan Komunitas Kapal Selam Inggris Peringati Tragedi KRI Nanggala-402

“Untuk mengangkat memang agak susah mungkin, karena untuk menempelkan pengait dengan barang yang akan diangkat itu butuh tangan (untuk mengaitkan),” tuturnya, seperti dikutip dari Kantor Berita Antara.

Kemungkinan, kata dia, pengait itu akan dicantolkan kepada penyelam yang menggunakan peralatan khusus. Sehingga bisa menyelam di kedalaman 838 meter tanpa membahayakan jiwanya.

Namun, pengait itu bisa juga dicantolkan oleh robot khusus. “Bisa penyelam, bisa robot. Kalau penyelam dia harus pakai baju khusus yang bisa sampai kedalaman segitu. Nah ini agak sulit. Mungkin akan dibantu robot untuk pasang itu,” ujarnya.

Untuk saat ini kata dia, beberapa bagian kecil dari KRI Nanggala-402 memang sudah berhasil diangkat. Namun untuk bagian-bagian besar belum bisa terangkat ke permukaan.

Baca juga:  Dewan Soroti Pasar Senganan Belum Dimanfaatkan Optimal

“Sampai saat ini mungkin hanya bagian-bagian kecil saja yang bisa diangkat. Kalau yang besar belum. Tapi akan kita update lagi terakhir apakah sudah bisa. Tapi upaya ini terus kita lakukan,” ujarnya.

Dijelaskan Ali, upaya evakuasi masih akan terus dilakukan sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan. Sebab, upaya evakuasi tentunya juga sangat berhubungan erat dengan kondisi alam di sekitar karamnya kapal.

“Masalah batas waktu itu tidak bisa tentukan karena tergantung medan, situasi. Di mana di Laut Bali kita ketahui juga ada internal ‘wave’ yang beberapa waktu lalu kita sudah sampaikan,” ujar Ali.

Baca juga:  Operasi Penyelamatan KRI Nanggala-402, Satu Kapal Polres Jembrana Geser ke Buleleng

Dia menambahkan dalam melakukan evakuasi, tim juga sangat hati-hati. Apalagi diketahui masih ada torpedo aktif yang ikut tenggelam bersama kapal.

“Jadi kita harus benar-benar hati-hati dan harus sabar. Jadi saya minta ke rekan-rekan media mohon sabar untuk bisa tunggu rekan-rekan kita. Kita juga siapkan KRI kita, ada KRI Rigel dan ada beberapa kapal lagi untuk pengamanan,” ungkapnya.

KRI Nanggala 402 tenggelam di periaran utara Bali pada Rabu (21/4). Sebanyak 53 awak kapal dinyatakan gugur dalam insiden tersebut.

Kapal selam buatan Jerman itu tenggelam hingga kedalaman 838 meter, kapal juga disebut terbelah menjadi tiga bagian di dasar laut. (kmb/balipost)

BAGIKAN