proyek
Kondisi bahu jalan di pinggir jalan Gajah Mada yang merupakan jalur nasional nampak masih dipenuhi pasir atau material berserakan. (BP/olo)
NEGARA, BALIPOST.com – Pembangunan drainase dan trotoar di Jalan Gajah Mada, Desa Dangintukadaya, Jembrana menuai keluhan. Proyek pembangunan lanjutan drainase berbahan beton precast atau pracetak di timur jembatan Dangintukadaya ini menyisakan debu kendati pekerjaan sudah rampung.

Sejatinya sejak awal pengerjaan, proyek di pinggir jalur nasional Denpasar -Gilimanuk sudah dikeluhkan warga lantaran tanpa menggunakan pembatas jalan di sepanjang lokasi pengerjaan.

Selain itu material dan alat berat di sepanjang sisi Utara jalan itu juga sering mencaplok badan jalan. Saat pengerjaan, pihak pelaksana CV Chitra Karya Utama  memasang papan peringatan di jembatan untuk pengguna jalan dari arah Barat atau Gilimanuk.

Baca juga:  Kegiatan Fisik Bersumber DAK di Karangasem Ditunda, Ini Rinciannya

Dan saat ini setelah rampung dan papan peringatan diambil, sisa material berupa pasir dan tanah masih berserakan di pinggir jalan. Kondisi tersebut menyebabkan jalan lurus di sisi Utara tersebut sering berdebu dan licin. “Jalan ini sering dilalui truk dan biasanya menjadi jalur cepat. Apalagi setelah (jalan) dilebarka. Tapi dibiarkan begini (debu berserakan), membahayakan pengendara,” ujar Komang Pendi salah seorang pengguna jalan ditemui Rabu (23/8).

Baca juga:  Lelang Tahap II Pembangunan Pasar Badung, Sudah 17 Kontraktor Mendaftar

Dari pengakuan warga sekitar, sejatinya sudah dilakukan penyemprotan sisa material proyek itu menggunakan truk tanki air. Namun, hingga pekerjaan rampung dan papan peringatan ditarik ternyata masih tersisa tanah berserakan di badan jalan. Sejumlah lubang saluran air di bahu jalan nampak dibiarkan belum dipadatkan.

Di sisi lain, Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum (PUPRPKP) Jembrana, I Wayan Widnyana dikonfirmasi kemarin mengatakan pengerjaan ini belum semua rampung. “Kita belum mengecek ada kekurangan belum, tapi pekerjaan itu belum selesai,” terangnya.

Baca juga:  Merajan Terbakar di Banjar Nesa Desa Banjarangkan

Kendati drainase dan trotoar sudah rampung, namun masih ada bahu jalan yang harus diaspal. Awalnya memang direncanakan akan dicor menggunakan beton, namun agar sama dengan pekerjaan sebelumnya, agar di hotmix. Namun pihak pelaksana yang memenangkan tender dengan nilai Rp 673,5 juta dari nilai pagu paket Rp 750 juta itu kesulitan mendapatkan hotmix. “Rencananya kita ambilkan dari OP (pemeliharaan),” terangnya. Pengerjaan drainase dan trotoar ini merupakan lanjutan dari pengerjaan sebelumnya di sepanjang jalan Gajah Mada. (surya dharma/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *