Doni Monardo. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Keterisian rumah sakit darurat (RSD) Wisma Atlet di Kemayoran saat ini mencapai rekor terendah. Jumlah keterisian tempat tidur di RS yang khusus menangani pasien COVID-19 itu mencapai 16,22 persen. Demikian dikemukakan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Letjen TNI Doni Monardo dalam keterangan pers yang disiarkan secara virtual di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (17/5), dipantau dari Denpasar.

Dikatakan Doni, keterisian di RSD Wisma Atlet ini harus dijaga sehingga penanganan pandemi COVID-19 secara nasional bisa menuju arah positif. Sebab, RSD ini merupakan barometer dari penanganan COVID-19 nasional. “Mohon kiranya ini bisa kita jaga,” tegasnya.

Jumlah pasien rawat inap terkonfirmasi positif di tower 4, 5, 6 dan 7 RSD Wisma Atlet Kemayoran per Senin (17/5) sebanyak 929 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 444 pasien pria dan 485 pasien wanita. Jumlah pasien pada Senin ini tercatat berkurang 43 orang jika dibandingkan pada Minggu (16/5).

Baca juga:  Kembali, Gempabumi Dirasakan di Karangasem dan Lombok Utara

Disebutkannya BOR di RSD Wisma Atlet pernah mencapai di atas 90-an persen. Kondisi ini, termasuk di beberapa provinsi yang mencapai BOR di atas 100 persen. Seperti di Banten. Namun hari ini, seluruhnya berada dalam kondisi yang sangat terkendali.

Belajar dari pengalaman satu tahun terakhir, tiap libur panjang selalu terjadi kenaikan kasus di kisaran 78 hingga 119 persen. Sedangkan angka kematian juga naik berkisar antara 46 hingga 75 persen. “Ini terjadi setiap libur panjang. Oleh karenanya Bapak Presiden, Bapak Wakil Presiden, Bapak Menko, dan para menteri bekerja keras dalam beberapa minggu terakhir ini untuk memastikan jangan sampai terjadi lonjakan kasus, seperti waktu-waktu sebelumnya,” ujarnya.

Baca juga:  KPK Dalami Dugaan Pejabat Negara Titipkan Calon Mahasiswa di Unila

Ia menekankan yang perlu diperhatikan agar kasus tidak melonjak. Salah satu faktor utamanya adalah program karantina mandiri dilakukan bagi mereka yang kembali dari bepergian. “Kepada seluruh pimpinan, seluruh komunitas, untuk mengingatkan mereka yang kembali dari daerah-daerah zona merah, zona orange, agar berkenan melakukan karantina mandiri di kediamannya. Semua ini dilakukan agar penularan kasus bisa dikendalikan lebih baik lagi dibandingkan tahun lalu,” sebutnya.

Doni berharap kesadaran kolektif dari seluruh komponen masyarakat untuk bisa mengontrol diri masing-masing. Jangan sampai menyesal di kemudian hari karena tidak bisa melakukan kontrol. Ia menyampaikan terima kasih atas dukungan dari Satgas Daerah dan pemimpin daerah yang menutup obyek wisata yang tidak bisa memenuhi kapasitas yang diharuskan pemerintah pusat.

Baca juga:  Penerapan Prokes dan Penanganan COVID-19, Bali Diberi Perhatian Khusus

“Kita akan bisa merasa nyaman apabila di pertengahan Juni nanti kondisi COVID-19 di tanah air masih terkendali,” ajaknya.

Ia pun mengajak masyarakat patuh terhadap himbauan-himbauan yang telah disampaikan pemerintah daerah, termasuk pemerintah pusat, dan tokoh-tokoh yang ada di daerah. “Lakukan karantina mandiri di tempat masing-masing. Posko yang ada di tiap-tiap desa dan kelurahan bisa efektif bekerja keras selama satu dua minggu ke depan untuk melakukan pengawasan kepada mereka yang kembali dari bepergian,” ujarnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *