DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini, PLN UID Bali mengalami surplus daya listrik. Karena sektor akomodasi makan dan minum yang dominan ada di Bali selatan, menyerap daya listrik cukup besar, kini berhenti beroperasi. Akibatnya permintaan listrik tidak besar.
GM PLN UID Bali I Wayan Udayana, Kamis (20/5) mengatakan, Bali surplus cadangan listrik. Daya mampu Bali 1.292 MW dengan beban puncak 707,3 MW, sehingga masih ada cadangan daya sebesar 585 MW.
Dengan kondisi keandalan listrik Bali yang cukup baik dan cadangan daya yang besar, maka masyarakat masih bisa mengoptimalkan lagi daya listrik yang ada. “Kehandalan listrik Bali cukup bagus. Arti kehandalan itu, kalau listrik padam, recoverynya cepat,” jelasnya.
Namun kehandalan listrik juga perlu dijaga dengan menjaga jaringan listrik PLN dari berbagai gangguan, salah satunya yang kerap menimbulkan gangguan adalah layang – layang. Masyarakat diimbau untuk mengontrol layangannya dengan baik agar tidak mengenai jaringan PLN. Layang – layang juga merupakan produk budaya, namun dalam bermain layang – layang juga hendaknya menjaga ketertiban umum dan fasilitas publik yang vital yaitu jaringan listrik.
Dengan cadangan listrik yang ada, ia mengimbau masyarakat agar beralih ke electrifying lifestyle. Tidak hanya karena cadangan listrik masih banyak tapi juga lebih ramah terhadap lingkungan. Menurutnya, dengan electrifying lifestyle maka polusi yang dihasilkan juga akan berkurang, Co2 berkurang, sampah berkurang, kualitas udara lebih bagus, dan lebih murah meski investasi di awal lebih mahal.
Jika electrifying lifestyle dapat diterapkan, maka Bali bisa mewujudkan menjadi green island. Pariwisata Bali nantinya setelah pandemi juga akan lebih berkualitas, sehingga wisatawan yang datang juga berkualitas, lingkungan Bali pun tidak tercemar. “Bali akan menjadi pusat pariwisata yang bersih,” tandasnya.
Pria asli Abiansemal ini mengajak masyarakat, tidak hanya memanfaatkan listrik untuk usaha tapi juga mengajak menggunakan alat – alat rumah tangga berbasis listrik seperti kompor listrik, sepeda listrik, mobil listrik, dan barang elektronik lain berbasis listrik.
“Karena sekarang daya listrik di Bali surplus, mari mulai memanfaatkan listrik untuk kehidupan dan kami mendorong masyarakat produktif menggunakan listrik misalnya untuk berproduksi usaha,” ujarnya.
Dalam pelayanannya, PLN juga mengadopsi perkembangan teknologi karena tidak dipungkiri dengan teknologi bisnis bisa berjalan lebih cepat dan simpel. Itulah sebabnya PLN meluncurkan New PLN Mobile agar pelanggan PLN lebih mudah mendapatkan pelayanan.
“Misalnya kalau dulu ada laporan gangguan, pelanggan menelepon ke kontak center PLN Pusat, dari PLN pusat mendistribusikan ke Provinsi baru ke titik gangguan. Kalau sekarang dengan aduan pada New PLN Mobile akan lebih mempercepat layanan karena, keluhan titik gangguan dapat langsung terkoneksi ke vendor PLN yang menangani wilayah tersebut,” jelasnya.(Citta Maya/Balipost)