SEMARAPURA, BALIPOST.com – Desa Dawan Klod Kecamatan Dawan, Klungkung, menjadi salah satu pusat pengembangan buah lokal, sawo. Respons pasar yang cukup bagus, membuat dilakukan pencangkokan dan ditanam kembali pada lahan-lahan desa.
Bahkan, hingga di pekarangan rumah. Harga buah lokal ini juga cukup konsisten dan menjadi salah satu buah pilihan untuk kebutuhan upacara agama, dari pada buah impor.
Menurut Perbekel Desa Dawan Klod I Nengah Suardita, Minggu (30/5), pengembangan sawo ini sangat membantu perekonomian warga setempat. Utamanya untuk kebutuhan sehari-hari mereka di tengah pandemi COVID-19 ini, mampu tercukupi dari hasil sawo, walaupun hanya ada beberapa pohon di halaman rumah saja. “Ini sangat membantu utamanya jelang hari raya bisa diandalkan ketimbang harus beli buah impor atau buah lain. Lamayan bisa mengurangi biaya buah,” katanya
Di jual ke pasar juga cukup laris. Selain pasar di Bali, kebutuhan pasar di luar Bali juga cukup tinggi untuk buah yang masuk musim panen raya pada Juni.
Pantauan di lokasi, Minggu (30/5) proses panen pun membutuhkan kehati-hatian dan ketelitian untuk mendapatkan buah yang benar-benar siap panen. Jika sampai terjatuh saat panen, buah akan rusak dan tidak bisa dijual ke pasaran.
Salah satu petani sawo, Ni Ketut Wenten, mengatakan dalam satu tahun biasanya ada dua kali musim panen. Namun yang paling banyak buahnya pada panen raya pada bulan Mei-Juni. Ini juga tergantung cuaca.
Jika ada angin kencang akan berpengaruh pada hasil. Dipastikan hasil panennya akan turun, karena banyak bunga dan bakalan buah yang jatuh.
Buah lokal ini harganya mencapai Rp 10 ribu per kg di tingkat petani. Ini sawo yang sudah bersih. Karena setelah panen sawo harus dibersihkan dari getah dan kotoran yang melakat pada buah. Jika tak dibersihkan, ini bisa mengakibatkan buah cepat membusuk.
Selain seluruh pasar di Bali, sawo juga dijual hingga keluar daerah, utamanya pengepul dari Jawa dan Lombok. “Mereka biasanya datang langsung saat panen raya ke petani. Ada dari Jawa, Buleleng, ada juga pengepul lain datang untuk dikirim ke Lombok,” kata Wenten. (Bagiarta/balipost)