DENPASAR, BALIPOST.com – Penambahan kasus COVID-19 pada sepekan terakhir (24-30 Mei) mengalami kenaikan signifikan. Dikatakan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, Prof. Wiku Adisasmito, dalam keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube BNPB Indonesia dipantau dari Denpasar, Selasa (1/6), terjadi kenaikan jumlah warga terjangkit sebanyak 40.821 orang.
Kenaikan tertinggi, ungkapnya, terjadi pada lima provinsi, yaitu Jawa Barat naik 7.246 kasus, Jawa Tengah 5.568 kasus, DKI Jakarta 5.324 kasus, Riau 4.737 kasus, dan Kepulauan Riau 2.008 kasus. Jika dilihat secara umum, kata Wiku, provinsi di Pulau Jawa menyumbangkan 53 persen dari kasus nasional selama seminggu terakhir. “Ini adalah angka yang cukup tinggi, mengingat hanya dengan 6 provinsi di Pulau Jawa, mampu menyumbang lebih dari setengah total kasus nasional,” sebutnya.
Hal ini dapat terjadi karena Pulau Jawa merupakan pulau berpenduduk paling padat di Indonesia, yaitu sekitar 145 juta jiwa atau 55 persen dari total penduduk Indonesia. Pulau Jawa juga didominasi oleh kota-kota besar di Indonesia. “Selain itu, mengingat kita baru saja melewati periode Idul Fitri, tidak terlepas juga fakta bahwa Pulau Jawa adalah pulau destinasi mudik dengan Jawa Tengah yang menjadi provinsi tujuan mudik terbesar, disusul Jawa Barat dan Jawa Timur,” jelasnya.
Ia mengimbau pada pemerintah daerah dan masyarakat di Pulau Jawa agar segera memperbaiki penanganan di wilayahnya masing-masing. Dengan tingginya kasus yang berasal dari Pulau Jawa, apabila provinsi-provinsi yang ada di Jawa ini memperbaiki penanganan kasusnya dan dapat turun dalam satu hingga dua minggu ke depan, bukan tidak mungkin kasus positif di tingkat nasional juga akan turun secara drastis. “Jika hal ini terjadi, maka Pulau Jawa akan menjadi kontributor terbesar dalam penurunan kasus dan itu merupakan prestasi yang sangat baik,” tegasnya.
Wiku meminta seluruh provinsi di Jawa melakukan konsolidasi antarwilayah. Tidak saja dalam wilayahnya. Penanganan di Pulau Jawa dengan karakteristik daerah yang mirip, perlu ditangani bersama-sama agar kebijakan yang diterapkan sejalan. “Manfaatkan forum komunikasi, seperti Forkopimda, namun dilakukannya antarwilayah. Dengan adanya forum komunikasi antarwilayah, maka dapat menjadi wadah bagi pimpinan di 6 provinsi untuk bertemu dan bersama-sama merumuskan penanganan terbaik untuk kasus COVID-19 di Pulau Jawa,” sarannya.
Dalam konferensi pers virtualnya, Senin (31/5), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga menyebut tren kenaikan kasus pasca Idul Fitri. Ia mengatakan kenaikan diperkirakan mencapai puncaknya sekitar 5-7 minggu.
Terkait hal tersebut, kata Menkes, Presiden menekankan agar seluruh daerah tetap melakukan protokol kesehatan secara disiplin. “Jadi kemungkinan akan adanya kenaikan kasus diperkirakan akan sampai puncaknya di akhir bulan ini. Sehingga arahan Bapak Presiden adalah dipastikan bahwa seluruh daerah tetap menjalankan disiplin protokol kesehatan 3M dengan baik,” jelasnya. (Diah Dewi/balipost)