Budi Gunadi Sadikin. (BP/iah)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penularan COVID-19 di Kabupaten Kudus di Jawa Tengah dan Kabupaten Bangkalan di Jawa Timur menghadapi lonjakan kasus penularan COVID-19. Kondisi ini pun menjadi perhatian pemerintah pusat.

Dalam keterangan virtualnya yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (7/6), dipantau dari Denpasar, Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan peningkatan pergerakan penduduk semasa libur Lebaran 2021 memicu lonjakan kasus penularan COVID-19 di beberapa daerah. “Memang ada beberapa daerah atau beberapa klaster yang terjadi peningkatan cukup tinggi, contohnya adalah di Kudus dan juga di Bangkalan,” katanya.

Kudus adalah daerah tujuan peziarah, sedangkan di Madura banyak pekerja Indonesia yang pulang dari negara tetangga. Menurut dia, lonjakan kasus penularan COVID-19 telah menyebabkan peningkatan keterpakaian tempat tidur di ruang perawatan pasien COVID-19 di Kudus.

Baca juga:  Musrenbang Perubahan RPJMD 2018-2023, Gubernur Koster Berupaya Tak Bertumpu di Satu Sektor

Dalam satu setengah pekan terakhir, jumlah tempat tidur yang terpakai di ruang perawatan pasien COVID-19 meningkat dari 40an menjadi sekitar 350 di Kudus. Di Bangkalan, tempat tidur di fasilitas isolasi pasien COVID-19 yang terpakai meningkat dari 10 menjadi 70 hingga 80 dalam periode yang sama.

Ia pun mengatakan pemerintah berupaya mengurangi tekanan beban yang ada di rumah sakit di Kudus dan Bangkalan. Di hilir, caranya, dengan merujuk pasien berkondisi berat dan sedang ke rumah sakit di daerah tetangga. “Untuk Kudus ke Semarang, untuk Bangkalan ke Surabaya dan kapasitas rumah sakit di Semarang dan juga kapasitas rumah sakit di Surabaya itu cukup untuk bisa menerima rujukan dari daerah Kudus dan Bangkalan,” katanya.

Baca juga:  Gara-gara COVID-19, Penduduk Miskin Indonesia Naik Jutaan Orang

Menurut dia, tenaga kesehatan dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) juga sudah dikerahkan untuk membantu penanganan pasien di Kudus dan Bangkalan. Selain itu, ia mengatakan, pemerintah berupaya memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia di daerah untuk menambah tempat karantina penderita COVID-19.

Ia juga mengatakan cukup banyak tenaga kesehatan terpapar di Kudus dan Bangkalan. “Di Kudus 300-an lebih tenaga kesehatan terpapar, yang sudah divaksin semua. Semua kondisinya baik, termasuk satu orang dokter spesialis yang usianya 70 tahun,” jelasnya.

Terkait penanganan di hulu, ia mengimbau semua kepala daerah memastikan protokol kesehatannya. Memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan harus diperketat. “Itu harus diperketat dan juga dijelaskan dengan baik,” tegasnya.

Baca juga:  Staf Khusus Presiden Minta Penyandang Disabilitas Divaksinasi

Kepastian testingnya juga dilakukan secara disiplin dan dilaporkan secara lengkap. Dengan demikian bisa dilakukan langkah antisipasi jika ditemui ada yang terpapar. “Tracing-nya jangan ditolak, kalau misalnya ada yang terkena gak usah khawatir, gak usah takut. Supaya kita bisa menekan laju penularan,” katanya.

Ia pun menekankan pentingnya isolasi mandiri jika terkonfirmasi. Karena penyakit ini 80 persen sembuh sendiri tapi membutuhkan tempat isolasi supaya tidak menularkan. “Tolong secara swadaya, banyak daerah-daerah yang sudah melakukan tempat isolasi mandiri,” sebutnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *