kemenpar
Deputi Pengembangan, Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar RI I Gede Pitana menyerahkan buku branding destinasi Bali kepada para kepala dinas pariwisata se-Bali. (BP/ara)
DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam menjual produk, keberadaan sebuah branding memiliki peran yang strategis. Tidak terkecuali dalam menjual produk pariwisata, yakni sebuah destinasi kepada calon wisatawan. Karena itu, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) RI telah membuat branding untuk sepuluh destinasi utama di Indonesia.

Dari sepuluh destinasi utama itu, termasuk salah satunya Bali. Dengan branding ini diharapkan upaya untuk mempromosikan Bali semakin mudah dalam menggaet wisatawan berkunjung ke Bali.

Hal ini mengemuka dalam sosialisasi branding destinasi Bali yang dilakukan Kemenpar RI, Senin (28/8). Hadir dalam sosialisasi tersebut, para kepala dinas pariwisata kabupaten/kota di Bali, organisasi terkait, dan dibuka Deputi Pengembangan, Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kemenpar RI I Gede Pitana.

Baca juga:  Legislator Berperan Penting Saat Pandemi

Dalam sosialisasi tersebut juga menghadirkan dua narasumber, yakni Dr.Hery Margono dan Bayu Asmara. Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan Kadis Pariwisata Bali A.A.Gede Yuniartha  Putra mengatakan, pariwisata di Bali sudah berkembang sejak tahun 1920-an. Sejak masa tersebut terjadi pasang surut pariwisata. Namun, ke depan sektor ini masih sangat potensial dan mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sektor lainnya.

Bahkan, pada 2019 Bali menargetkan jumlah kunjungan wisatawan mencapai 8 juta. Mewujudkan taget ini, pemerintah akan berupaya untuk meningkatkan infrastruktur, pengelolaan destinasi, serta pemasaran yang lebih intensif.

Baca juga:  Penutupan Penyeberangan Gilimanuk-Ketapang, Wisatawan Menunggu di Lorong

Sementara itu, Deputi Pengembangan, Pemasaran Pariwisata Mancanegara kemenpar RI I Gede Pitana mengungkapkan, Bali merupakan sebuah branding yang sudah kuat, dengan tagline “the island of goods”. Dengan tagline ini, semua nilai sudah masuk, apakah paradise island atau yang lainnya.  Sekarang semua komponen masyarakat harus ikut mengisi branding dan tagline tersebut agar sesuai dengan kenyataan.

Karena sebuah branding akan menjadi janji kepada konsumen, dan sebuah reputasi. “Karena itu, sebuah branding merupakan suatu yang sangat vital dalam menjual produk. Akan sangat sulit menjual produk kalau tidak punya branding. Bali sebagai brand, saya optimis bisa merayu atau merangsang, memotiviasi wisatawan untuk mengunjungi Bali,” ujar Pitana.

Baca juga:  Badung Sasar Wisatawan India Berkualitas di Lucknow

Dikatakan, langkah pertama yang dilakukan yakni promosikan branding Bali ini, baik  di buku, kalender of event, dengan cara standar tagline. Kedua, yakni memenuhi semua unsur dalam tagline itu, seperti ramah tamah, damai, indah, bersih, tenduh. Artinya, masyarakat harus menjaga semua komponen yang ada dalam sapta pesona. Kalau bisa konsisten menjaga Bali, akan menjadi reputasi. “Branding tidak bermakna bila tidak berbuat apa-apa,” ujar Pitana. (asmara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *