Suasana PPDB di salah satu SMPN di Denpasar pada tahun ajaran 2019/2020. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com –  Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2021, sudah akan dimulai. Di masa pandemi COVID-19 ini, sekolah negeri masih menjadi rebutan bagi masyarakat, terutama di Kota Denpasar.

Untuk itu, pada PPDB tahun ini, Ketua Umum Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi Bali Gede Ngurah Ambara Putra berharap, kuota daripada sekolah negeri bisa dijaga. Dirinya juga berharap agar tidak ada lagi gelombang kedua dalam PPDB 2021 ini.

Sehingga sekolah swasta bisa mendapat kuota yang tersisa. Kota Denpasar yang memiliki paling banyak sekolah swasta, dalam hal ini, Pemkot Denpasar, akan siap melibatkan peran serta sekolah swasta dalam  mendukung program wajib belajar 12 tahun.

Baca juga:  Desa Bunutan Wajibkan Anak Tempuh Pendidikan 9 Tahun

Seperti yang disampaikan Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara, peran serta sekolah swasta dalam mendukung dunia pendidikan sangat penting dan harus dilibatkan. Mengingat PPDB tahun ajaran ini mutlak menerapkan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.

Tidak seluruhnya lulusan SD di Kota Denpasar bisa ditampung di sekolah SMP Negeri. Karenanya bagi yang tidak mendapatkan negeri diarahkan pada sekolah SMP. “Dengan adanya perbedaan selisih ini, bagi siswa yang tidak bisa ditampung di SMP Negeri akan diarahkan ke sekolah swasta,” ungkap Jaya Negara saat menerima audiensi Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi Bali di Kantor Wali Kota Denpasar, Kamis (9/6).

Sementara, Plt Kadis Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kota Denpasar, IGN Eddy Mulya menambahkan, dalam penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2021/2022 berpedoman secara langsung pada petunjuk teknis yang telah diterbitkan. Salah satu petunjuk teknis dalam BMPS tersebut adalah mengatur daya tampung setiap sekolah.

Baca juga:  Targetkan Partisipasi Pemilih 80 Persen Lebih, Ini Dilakukan KPU Denpasar

Daya tampung SMP Negeri tahun ini berjumlah 4.080 orang sedangkan jumlah kelulusan Sekolah Dasar di seluruh Denpasar, baik sekolah negeri dan swasta mencapai angka 13.000 orang. “Di sini sudah jelas ada selisih. Perbedaan selisih ini tentunya tidak semua bisa ditampung di sekolah negeri. Maka dari itu bagi yang tidak tertampung di SMP Negeri tentu besar harapan kita di Pemerintah Kota Denpasar mengarahkan ke sekolah-sekolah swasta,” ungkapnya.

Baca juga:  Eksekusi Program

Dengan terjadi selisih kelulusan dan daya tampung ini menjadi ruang terbuka untuk sekolah swasta untuk menciptakan sekolahnya menjadi sekolah prestasi, unggul dan melengkapi sarana dan prasarana sekolahnya dengan baik. Selain itu pihaknya mengharapkan sekolah swasta bisa dikelola SDM yang memiliki kehandalan di bidang sekolah, sehingga masyarakat akan melirik potensi dari sekolah swasta tersebut.

Tentu di masing-masing perguruan swasta harus melakukan komparasi dengan sekolah swasta yang selama ini jumlah siswanya stabil. Karena banyak  sekolah yang memiliki prestasi baik dan menjadi rebutan dari masyarakat.

Oleh karena itu diharapkan masing-masing sekolah swasta melakukan komparasi dan pembelajaran  pada sekolah swasta yang memiliki prestasi baik. (Yudi Karnaedi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *