Trisno Nugroho. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam satu dekade, Bank Indonesia mengamati adanya pergeseran ekonomi di Bali Nusra. Yakni dari sektor primer ke sektor sekunder.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali Trisno Nugroho, Jumat (11/6), mengatakan, sejak 2010 sektor primer memiliki pangsa 32,37 persen dengan pangsa pasar terbesar yaitu lapangan usaha pertanian. Sementara sektor sekunder memiliki pangsa 14,14 persen dengan lapangan usaha terbesar konstruksi.

Sedangkan pada 2020, sektor primer memiliki pangsa 25,89 persen dengan pangsa terbesar masih pertanian, sementara sektor sekunder memiliki  pangsa 15,33 persen, dengan lapangan usaha terbesar adalah perdagangan. “Adapun bentuk transformasi ekonomi dapat terjadi secara struktural antar sektor (between sectors) maupun secara sektoral (within sector),” ujarnya.

Baca juga:  Inflasi Tak Selalu Merugikan, Salah Satunya untuk Petani

Dengan pergeseran sektor ekonomi tersebut, ia optimis ketahanan ekonomi Bali dapat bangkit dengan sektor baru. Mengingat, terdampaknya ekonomi Bali secara signifikan akibat pandemi Covid19 tidak terlepas ketergantungan pada sektor pariwisata. “Pelajaran berharga dari kondisi tersebut adalah bahwa perekonomian yang terlalu bergantung pada satu sektor, menjadikan kinerja perekonomian sangat rentan terhadap goncangan,” jelasnya.

Ia menilai Gubernur Bali, Wayan Koster, terus mencari berbagai terobosan dan upaya untuk membangkitkan ekonominya. Berbagai pihak bekerja sama dan berkolaborasi mencari solusi dari permasalahan ini.

Baca juga:  Kebijakan Gubernur Koster "Perangi" Sampah Plastik Tuai Pujian dari Australia

Disebutkannya, diperlukan sumber pertumbuhan baru (new growth engine) untuk menopang pertumbuhan yang sustainable dan resilience. Antara lain melalui digitalisasi sektor pertanian, ekonomi kreatif, dan sektor pendidikan.

BI mengkaji bahwa pemulihan berbeda terjadi di masing-masing provinsi di Bali Nusra. Pada
triwulan I 2021, Bali dan NTB masih terkontraksi masing-masing -9,85% dan -1,13% (yoy), sedangkan NTT sudah mulai tumbuh positif 0,12% (yoy).

Ke depan, prospek perbaikan kinerja ekonomi Bali Nusra diperkirakan dalam tren meningkat, seiring pelaksanaan vaksinasi yang mendorong kepercayaan untuk bepergian dan meningkatnya optimisme pelaku usaha.

Baca juga:  2019, Dampak IMF-WB AM Masih Berlanjut

Dengan perbaikan di awal tahun 2021, ia menyebutkan perekonomian Bali Nusra diprakirakan tumbuh positif sekitar 2,8 – 3,8% (yoy). (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *