GIANYAR, BALIPOST.com – Belum adanya kepastian pengadaan kendaraan shuttle dari Pemkab Gianyar. Desa Pakraman Padangtegal sudah menyiapkan pengadaan 3 unit shuttle, untuk mengoptimalkan fungsi central parkir Monkey Forest, Ubud. Central parkir baru ini pun direncanakan akan lounching pertengahan September ini.
Bendesa Pakraman Padangtegal, Ubud, I Made Gandra, Rabu (30/8) mengatakan sampai saat ini pihaknya masih menyiapkan SDM untuk oprasional di central Parkir Monkey Forest. “Masih ada beberapa persiapan, sementara akhir Agustus besok diagendakan serah terima dari kontraktor,“ ucapnya.
Dikatakan dari penyelesaian proyek tersebut, pihaknya pun target lounching pertengahan September ini. Namun sebelum peresmian itu, pihaknya kini tengah menyiapkan shuttle bus. “Shuttle sudah kami pesan, dan sekarang juga masih menunggu itu ready,“ katanya.
Shuttle akan memback up warga yang kendaraannya sudah di pindah ke central parkir. Selanjutnya, shuttle ini akan mobiling di seputaran Ubud. “Kalau kita pidahkan parkir kesana (Monkey Forest-red), orang nanti nuntut saya harus jalan pakai apa dari central parkir, makanya Shuttle ini nanti dari Monkey Forest keliling ke seputaran Ubud, “ katanya.
Langkah awal pihaknya baru menyiapkan 3 unit shuttle, dengan harga per unit Rp 340 Juta. Ditambahkan pengadaan ini dipercepat karena shuttle dari Pemkab Gianyar belum ada kepastian. “ Kedepan kan Pemkab juga menjanjikan 10 unit, tapi kami tidak bisa menunggu itu, makanya kita pesen sendiri bulan lalu, satu unit harganya Rp 370 Juta tapi karena untuk publik kita dapat harga Rp 340 Juta, “ tandasnya.
Sementara Kadishub Gianyar, Wayan Artana menyambut usulan pengadaan shuttle yang khusus berkeliling di Ubud. Pihaknya berencana mengajukan anggaran Rp 4 Miliar untuk pengadaan 10 shuttle bus pada APBD induk 2018. “Satu shuttle bus kita perkirakan harganya Rp 400 Juta, jadi kalau 10 bisa Rp 4 Miliar. Nilai ini hampir setara pemasukan dari retribusi parkir di Kabupaten Gianyar, yang mencapai Rp 4 Miliar pertahun, “ katanya.
Sebagai langkah cepat pihaknya juga menurunkan 14 personil yang berjaga di tujuh titik kemacetan. Hal ini dilakukan untuk memback up aparat kepolisian. “ Ada tujuh titik yang kita awasi, setiap titik itu ada dua personil. Ini sebagai langkah secapat kita menangani kondisi di Ubud, “ ucapnya. (manik astajaya/balipost)