DENPASAR, BALIPOST.com – Pascapemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2020, dari enam daerah kabupaten/kota di Bali, PDI Perjuangan mampu memenangkan lima daerah. Hanya di Kabupaten Jembrana, PDIP ditumbangkan pasangan I Nengah Tamba dan Patriana Krisna (Tamba-Ipat).
Pasangan calon Bupati-Wakil Bupati Jembrana, Kembang Hartawan-Sugiasa yang diusung PDI Perjuangan harus menelan pil pahit kekalahan. Padahal, Kembang Hartawan sebelumnya menjabat wakil bupati dua periode mendampingi Bupati I Putu Artha.
“Saya tidak menyalahkan siapa pun terhadap kekalahan saya pada pilkada lalu, apalagi menyalahkan partai. Saya juga tidak menyalahkan relawan. Kami menyalahkan diri sendiri, belum nasib tiang dadi bupati (belum nasib saya menjadi bupati, red),” ujarnya dalam laporan Rakercab PDI Perjuangan Provinsi Bali yang digelar di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Minggu (20/6).
Kembang memaparkan, dari hasil evaluasi pilkada lalu, kekalahan dirinya disebabkan faktor media sosial. Tim saat itu hanya fokus bekerja di darat, sedangkan di udara (media sosial) terabaikan. “Kita asyik bekerja di darat dan media sosial lemah. Tim di udara lemah, sehingga isu yang dimainkan termakan oleh akun palsu, yang digiring opini, opini lain yang menyebabkan kekalahan,” tandasnya.
Atas kekalahan tersebut, Kembang tidak mau berdiam diri. Ia mengaku semangatnya masih terjaga.
Berkat ada pelatihan media digital oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali belum lama ini, dia menyadari begitu pentingnya mengelola media sosial. “Ayo bermedia sosial, dan jangan medianya saja dikerjakan, harus seimbang di darat juga harus digarap,” tandasnya.
Ia berterima kasih atas masukan-masukan serta dorongan untuk tetap bekerja. Kembang melantunkan sebuah pantun “Lembayung senja di delod berawah, Nikmati dengan makanan ketupat, Walaupun pilkada kalah, tetapi kami tetap semangat”.
“Meminta maaf atas kejadian kekalahan saat ini, 2024 mari balas, dan bantu gotong royong bersama. Siapa pun calonnya yang memiliki polularitas dan elektabilitas tinggi yang penting bisa dimenangkan. Tidak harus Dek Kembang, mari kembali merebut di 2024,” pungkasnya. (Winatha/balipost)