AMLAPURA, BALIPOST.com – Kecelakaan lalulintas menjadi awal dari nestapa I Nengah Mudana (45). Mantan Kepala Dusun (Kadus) Banjar Sidakarya, Kecamatan Sidemen hanya bisa tergolek di tempat tidur karena lumpuh dan hilang ingatan.
Ironisnya, bapak empat anak itu kini tak sanggup lagi berobat medis karena tak punya biaya. ‘’Dulu ketika masih ada JKBM rajin kontrol, tapi sudah lama tidak. Kami tidak punya BPJS,’’ tutur sang istri, Ni Putu Mariani (45), saat dikunjungi Camat Sidemen, AA Surya Jaya, Rabu (30/8).
Mudana awalnya mengalami cidera kepala berat dalam sebuah kecelakaan tunggal di depan di jalan umum Sidemen-Klungkung pada malam Hari Raya Kuningan, sekitar 10 bulan lalu. Sepeda motornya menabrak anjing ketika dalam perjalanan munuju Denpasar, tepatnya di depan Pura Puseh Sukahet, Sidemen.
Dalam kecelakaan tersebut Mudana sempat sebulan koma di RSUP Sanglah. Menurut Mariani, saat itu tim dokter sudah memvonis suaminya akan mengalami amnesia.
Namun setelah kesadarannya pulih, Mudana yang saat itu sudah tidak lagi menjabat kadus ternyata juga lumpuh. Dia tidak lagi bisa mengenali anak-istrinya dan untuk makan harus disuapi.
Pada tiga bulan pertama pasca operasi, Mariani yang mengandalkan hidup dari menjadi pedagang sayur keliling masih mampu mengajaknya kontrol ke rumah sakit. Namun kemudian dia menyerah dan hanya bisa pasrah melihat suaminya tergolek di tempat tidur.
Sebelum mengalami kecelakaan, Mudana adalah Kadus Sidakarya dua periode (10 tahun). Sang istri tak lagi mampu memberikannya pengobatan yang layak karena penghasilan dari berjualan sayur keliling tak seberapa.
Terlebih dua dari empat putrinya kini masih memerlukan biaya sekolah. Putri ketiganya Komang Sinta Eriati masih kelas III SMA dan putri keempat Ketut Bela Diantari kelas III SMP. Sedangkan dua putrinya yang lain, Putu Gita Widiana dan Kadek Diantari sudah menikah.
Sejak suaminya pensiun dan jatuh sakit, Mariani mengatakan keluarganya tak lagi mendapat perhatian pemerintah. Aparat desa yang seharusnya membantu warganya yang kesusahan, juga seperti tidak ambil pusing. ‘’Saya terkadang sedih, bapak sering membantu orang kalau ada yang membutuhkan saat masih jadi kadus. Sekarang melihat saja tidak ada,’’ keluhnya.
Mudana bersama anak istrinya tinggal di sebuah rumah sederhana di belakang Koramil Sidemen. Dia tak punya warisan kebun ataupun sawah, pekarangan yang ditempatinya pun berstatus tanah ayahan desa. Di sana dia hidup bersama keluarga kakak tirinya.
Sang kakak, Putu Sudiawan (52), juga hanya bisa pasrah melihat kondisi Mudana. Menurut dia, Mudana sempat maju sebagai calon perbekel tahun 2016. Namun saat itu dia kalah tipis dari Perbekel Sidemen sekarang, I Gusti Lanang Oka.
Camat Sidemen, AA Surya Jaya, yang datang bersama Kasi Pemerintahan Desa, I Nengah Suarya, mengatakan dengan kondisi sekarang Mudana memang termasuk warga miskin. Pihaknya mengaku akan mengupayakan agar keluarga Mudana bisa mendapatkan BPJS. ‘’Segera saya berkoordinasi dengan perbekel,’’ ujarnya. (kmb/balipost)