DENPASAR, BALIPOST.com – Bali hanya meloloskan satu atlet angkat besi, yakni Ketut ‘Banat’ Ariana. Ia lolos menempati peringkat III di kelas 73 kg, pada Pra PON di Bandung, Jabar, 2019 silam. Karena itu, Banat terus digenjot latihan hingga mencapai 100 persen, atau peak performance (puncak penampilannya) sampai dengan Agustus nanti.
Kepada Bali Post, Banat, di Denpasar, Rabu (23/6) menerangkan, selama ini pola latihan tujuh kali dalam sepekan. “Saya biasa berlatih di GOR Lila Bhuana, biasa ditangani duet pelatih Joko Honggono dan Ni Luh Sinta Darmariani,” tuturnya. Untuk jadwal latihan Selasa dan Sabtu, Banat harus berlatih dua kali pagi dan sore.
Latihan rutin ini, kata dia, diharapkan untuk mengejar target sisa 10 persen ini. “Jika kelak Agustus sudah mencapai persiapan 100 persen, maka September dan Oktober tinggal mempertahankan prestasi, sampai berlaga ke PON Papua,” ujarnya.
Banat pun terus berlatih, apalagi di masa pandemi covid-19 ini para lifter belum pernah tampil selama dua tahun. “Saya kira event terakhir ya di Pra PON Bandung, 2019 silam,” ungkapnya. Karena itu, hingga kini peta kekuatan lawan juga sulit ditebak, sebab mereka cukup lama tak pernah berlaga.
Ia pun mendengar kabar lifter PON provinsi lain akan berlatih ke Bali. “Kemungkinan saat mereka berlatih di Bali ini kami manfaatkan untuk uji coba, sekaligus try in karena berdasarkan imbauan KONI, atlet PON diminta tidak melakukan try out,” sebut dia.
Meskipun Banat lolos dari kelas 73 kg, tetapi untuk penampilannya di PON Papua belum tentu di kelas tersebut, mengingat pelatih membaca lifter asuhannya untuk tampil di kelas yang berpeluang mendulang medali. “Kalau saya turun di kelas apa saja siap, tetapi ini merupakan taktik dan strategi pelatih,” terangnya.
Sementara, pelatih Joko Honggono menambahkan, selama ini Banat tetap berlatih rutin. Rencananya, jajaran pengurus akan menggelar rapat, guna menentukan agenda try in. (Daniel Fajry/Balipost)