SINGARAJA, BALIPOST.com – Banjir bandang yang melanda kawasan Pancasari, Kecamatan Sukasada beberapa waktu lalu tak hanya menimbulkan kerugian di kalangan petani. Tetapi menyebabkan kunjungan ke wisata agro anjlok. Supaya tak terus berlanjut, pemkab pun diharapkan mempercepat pemulihan lingkungan.
Menurut pelaku wisata agro, Gede Adi Mustika, adanya bencana banjir bandang pada Desember 2016 dan pertengahan Februari lalu telah menurunkan animo wisatawan untuk berkunjung. Sebelumnya, saat hari libur, kunjungan bisa mencapai 100 sampai 200 orang. Namun kini mendapatkan 10 sampai 20 orang sudah sangat sulit.
“Sekarang pertanian kocar-kacir. Wisatawan sekali atau tiga kali saja datang kesini sudah langsung hilang,” katanya, Minggu (12/3).
Menyikapi itu, langkah pemulihan lingkungan menurutnya perlu dituntaskan secepatnya. Hal ini pun perlu dukungan serius dari pemerintah daerah. Jangan sampai, wisata di Pancasari yang namanya sudah mulai terangkat, justru kembali redup.
Selain perhatian dari sisi lingkungan, guna meningkatkan kunjungan, daerah berhawa sejuk ini juga perlu dibuatkan ikon yang menarik. Belakangan, setiap tahun pemkab memang sudah menggelar festival danau buyan.
Namun, itu masih terkesan seremonial. Belum ada dampak berkelanjutan yang dirasakan masyarakat sekitar. “Kedepan perlu ada pengembangan. Perlu ada ikon agar tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi,” tegasnya.
Ditambahkan dia, pengembangan pariwisata pertanian sering digaungkan pemkab. Jika itu diterapkan di Pancasari, dinilai sangat strategis. Hanya saja penggarapannya harus dilakukan antarinstansi. “Sebelum adanya wacana itu, Pancasari sudah ada wisata pertanian,” imbuhnya. (sosiawan/balipost)