Presiden joko Widodo memberi keterangan pers terkait kesiapan vaksinasi COVID-19 bagi anak-anak berusia 12-17 tahun di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, (28/6). (BP/Ant)

JAKARTA, BALOIPOST.com – Indonesia belajar dari penanganan lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di India dalam menangani pandemi di Tanah Air. Presiden RI Joko Widodo mengatakan hal itu pada pembukaan Munas VIII Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Kendari, Sulawesi Tenggara.

“Saat ini India sudah anjlok lagi turun menjadi 50 ribu kasus per hari. Kita belajar dari sana,” ujar Presiden dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (30/6).

Presiden mengatakan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sudah menelepon Menkes India. Presiden juga telah menelpon Perdana Menteri India Narendra Modi, untuk menanyakan penyebab lonjakan kasus di India. “Dua-tiga hari, satu minggu ini juga sama, di negara lain lompatan eksponensial terjadi di Inggris, di Israel. Australia, di Sidney juga lockdown karena kenaikan sangat tinggi,” ujar Presiden.

Baca juga:  Sebanyak 99 WNI Sudah Dievakuasi dari Ukraina

Presiden menyampaikan saat ini adalah saat yang sulit dan tidak mudah bagi dunia usaha, bagi perekonomian nasional dan global. Di Indonesia sendiri dalam beberapa pekan terakhir terjadi lonjakan kasus COVID-19 yang tinggi.

Oleh sebab itu Presiden mengajak semua pihak berhati-hati, tidak lengah dan harus waspada. Kepala Negara meminta pimpinan daerah memastikan ekonomi dan kesehatan berjalan beriringan. “Kita saat Januari telepon India, kita belajar dari sana. Akhir Januari kasus kita naik sudah 176 ribu kasus. Pernah turun di Mei pertengahan, saya ingat, turun menjadi 87 ribu kasus. Tetapi begitu ada liburan, liburan lebaran kemarin plus varian baru, hari ini kita naik melompat dua kali lipat lebih menjadi 228 ribu. Inilah yang saya sampaikan kita harus hati-hati, kita harus tetap waspada, kita tak boleh lengah,” jelasnya.

Baca juga:  Penanganan Pra-RS Belum Sesuai Harapan

Presiden menegaskan varian baru COVID-19 terus dipelajari. Presiden mengaku kerap menelepon Wisma Atlet setiap jam 10 hingga jam 12 malam, untuk memperoleh data. “Saya selalu telepon ke petugas mengenai keterisian tempat tidur di Wisma Atlet. Pernah September itu 92 persen, saya betul-betul sudah gemetar, grogi betul, tapi bisa turun. Bahkan di pertengahan Mei, 18 Mei itu turun 15 persen, dari 92 ke 15 persen, sudah senang. Tapi begitu ada liburan, hari ini saya harus ngomong apa adanya, 90 persen,” ujar Presiden.

Baca juga:  IPO Saham 30 Persen, GMF Targetkan Rp 3,9 Triliun

Presiden mengatakan Indonesia harus terus mengejar vaksinasi. Hingga hari ini vaksinasi sudah menyentuh angka 42 juta dosis. “Sekarang tidak ada tawar-menawar, Juli satu juta harus, Agustus 2 juta harus,” ujarnya. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *