Tangkapan layar sebaran COVID-19 di Indonesia. (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Di hari pertama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Sabtu (3/7), tambahan kasus COVID-19 masih tinggi. Bahkan, pemecahan rekor kembali terjadi pada hari ini.

Ini artinya, sudah empat hari berturut-turut, tambahan kasus memecahkan rekor. Kali ini, jumlahnya melampaui 27 ribu orang.

Hari ini juga terjadi pencapaian tertinggi tambahan pasien sembuh sejak pandemi melanda. Rekor sebelumnya dicapai pada 8 Februari 2021 dengan 13.038 pasien dinyatakan sembuh dalam sehari.

Korban jiwa pada hari ini masih cukup tinggi. Angkanya hampir 500 kasus.

Data Satgas Penanganan COVID-19 Nasional, memperlihatkan terjadi penambahan 27.913 orang.
Kumulatifnya menjadi 2.256.851 orang.

Pada hari ini dilaporkan yang sembuh sebanyak 13.282 orang. Total pasien sembuh menjadi 1.915.147 orang.

Korban jiwa tercatat 493 orang. Sehingga kumulatifnya menjadi 60.027 orang selama pandemi berlangsung sejak Maret 2020.

Baca juga:  Pelaku Perjalanan Udara di Luar Jawa-Bali Boleh Pakai Antigen

Jumlah pasien COVID-19 yang masih dirawat mencapai 281.677 orang. Selain itu, masih terdapat 135.043 suspek.

PPKM Mulai Jalan

Untuk menekan laju penularan, pemerintah menerapkan kebijakan PPKM Darurat di Jawa dan Bali pada 3 hingga 20 Juli. Koordinator PPKM Darurat Jawa Bali, Luhut B. Pandjaitan yang juga Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi mengatakan bahwa dirinya terus mengecek pelaksanaan PPKM Darurat dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Pangdam, dan Polda setempat.

“Saat ini PPKM Darurat sudah jalan dan mulai pagi ini efektif. Saya tadi cek beberapa gubernur, Pangdam, dan Kapolda mengenai pelaksanaan di daerah-daerah, saya lihat sudah mulai jalan, sudah oke,” katanya.

Terkait kenaikan kasus yang terus memecahkan rekor ini, ia mengatakan pihaknya sudah meminta agar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatur harga eceran tertinggi obat. Dalam keterangan pers virtualnya, Sabtu, dipantau dari Denpasar, Luhut mengatakan 3 hari belakangan ada tren kenaikan harga obat di pasaran.

Baca juga:  Malaysia Deteksi Kasus Omicron pada Pelajar dari Afsel

Kondisi ini tidak bisa diterima karena menurutnya dua minggu ke depan, kasus COVID-19 masih akan naik terus. Karena masa inkubasi dari varian ini masih jalan. “Ini masa kritis buat kita dua minggu ini. Karena itu masalah obat, oksigen, kesehatan, masalah hoax, dan buat-buat berita tidak benar! Itu akan kami tindak dengan jelas,” tegasnya.

Ia mengatakan ini merupakan masalah kemanusiaan. Diakui, mengurus oksigen saja sudah pusing karena kebutuhannya naik berlipat-lipat. “Jadi tidak perlu mengambil keuntungan dari keadaan ini. Harga-harga harus dibikin yang wajar, jadi jangan sampai tidak wajar dan harus setiap ada Permen (peraturan menteri, red) yang dibuat Menteri Kesehatan, itu acuannya,” ujarnya.

Luhut meminta aparat penegak hukum menindak tegas orang yang bermain-main dengan keadaan ini. “Saya gak ada urusan siapa dia, urusan backing-backing. Pokoknya sampai ke akar-akarnya kita cabut saja,” ujarnya.

Baca juga:  Persentase Kesembuhan di Jembrana 91 Persen

Ia mengatakan akan memback up Menkes karena ini menyangkut masalah kemanusiaan. Angka kematian naik. “Jadi jika kematian dikarenakan obat yang tidak benar, para produsen atau distributor yang main.

Ia menggarisbawahi bahwa keadaan ini sangat sulit. Bahkan di dunia, hampir sama situasinya dengan varian baru ini. “Jadi butuh obat yang cukup, tempat yang cukup, oksigen yang cukup dan sekarang kami kerja keras untuk mencukupinya. Jadi jangan diganggu dengan kepentingan-kepentingan yang mau cari untung,” sebutnya.

Ia masih melihat adanya upaya menaik-naikkan harga. “Ini taruhannya adalah rakyat bukan ada masalah lain. Taruhannya adalah keselamatan rakyat Indonesia. Dan ini tugas pemerintah dalam konstitusi,” tutupnya. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *