DENPASAR, BALIPOST.com – Para seniman dan masyarakat sudah mulai bisa menerima bahwa sebagian pertunjukan memang harus dilakukan secara on-line atau daring. Meski demikian, pertunjukan dengan kehadiran penonton secara langsung masih didambakan oleh masyarakat.
Demikian antara lain kesimpulan yang bisa dipetik dalam pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) 2021 yang berlangsung secara hibrid (luring dan daring), 12 Juni – 10 Juli 2021.
‘’Sebagian seniman juga merasakan kurang nyaman pentas tanpa kehadiran penonton, dan sebagian penonton juga merasa ada kualitas seni yang tidak bisa digantikan oleh pementasan daring. Tetapi secara umum pelaksanaan PKB sudah berlangsung baik,’’ ujar Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha saat acara penutupan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLIII 2021, Sabtu (10/7).
Seperti diketahui, PKB 2021 dibuka Presiden Joko Widodo, 12 Juni 2021 lalu.
Prof. Arya Sugiarta mengatakan, ada hal lain yang bisa dimaknai dalam pelaksanaan PKB kali ini adalah kerjasama yang baik dari semua pihak. Meskipun PKB dilangsungkan pada masa pandemi, berkat semangat dan kerjasama yang apik, akhirnya pesta seni format hibrid ini dapat berlangsung lancar dan mendapat apresasi yang positif. ‘’PKB 2021 ini mendapat respons cukup baik dari penonton. Tak hanya masyarakat Bali, PKB dengan format daring juga ditonton masyarakat luar Bali dan di luar negeri seperti Jepang, Amerika, Malaysia, Taiwan, Belanda, Kanada, Australia, India, dan Singapura,’’ ujarnya.
Disampaikan, sesuai hasil survei, meskipun PKB ke depan dilangsungkan secara live, format virtual akan tetap ada untuk memperluas sosialisasi PKB. Jika pada tahun depan masih pandemi, cara seperti sekarang ini (hibrid-red) masih dilakukan, tentu dengan penyempurnaan-penyempurnaan.
Mantan Rektor ISI Denpasar ini mengatakan, tema PKB 2021 “Purna Jiwa: Prananing Wana Kerti“ telah terejawantah dengan baik dalam pesta seni kali ini. Hal ini dapat dicermati dari tampilan karya seni yang digelar semuanya bertutur betapa pentingnya memelihara hutan dan pohon sebagai nafas bumi, sumber pengetahuan, dan sumber kehidupan.
Tampilan dekorasi eksterior dan interior di area PKB dikemas bernuansa kesejukan dan kelembutan untuk memberikan kenyamanan kepada setiap pengunjung. Peed Aya (pawai) berjalan sukses walaupun hanya dengan format daring. Hasil karya Tim Kreatif PKB ini selain memuliakan hutan sebagai sumber inspirasi juga sarat dengan ikon Bali yang menakjubkan atau wonderfull Bali. Rekasadana (pergelaran) baik kecil, sedang, kolosal, maupun kolosal kolaborasi tampil dengan bentuk, corak, dan gayanya yang baru sebagai penanda keagungan seni tradisi, tingginya elan kreatif seniman Bali dan luasnya daerah jelajah kesenian Bali.
Utsawa (parade) dan Wimbakara (lomba) sebagai ajang mencari pembanding dan mencari contoh, dilakukan dengan penuh semangat dan rasa jengah oleh duta Kabupaten/Kota di Bali. Kriyaloka (workshop) kendatipun diikuti oleh kalangan terbatas, para peserta dapat menimba ilmu dari para maestro yang dihadirkan untuk membina generasi muda Bali.
Pameran seni rupa yang bertajuk Bali Kanda Rupa menghadirkan para perupa lintas generasi yang menggelar karya-karya tradisi unggulan dari berbagai daerah. Hal yang sangat mengembirakan adalah pameran IKM Bali Bangkit oleh Dekranasda Provinsi Bali, di bawah arahan Ibu Putri Koster telah mampu mengubah citra pameran PKB yang sebelumnya semerawut, menjadi nyaman dan estetis. (Subrata/balipost)