Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc., M.MA. (BP/Istimewa)

Oleh Dr. Ir. Gede Sedana, M.Sc. MMA

Pengelolaan sampah memerlukan pemikiran yang sangat matang dari berbagai dimensi guna menjamin keberlanjutannya. Pro-kontra sehubungan dengan rencana pembangunan Tempat pengelolaan sampah (TPS) di Kabupaten Karangsem telah sejak lama bergulir, baik dari sisi masyarakat, akademisi, pemerhati dan pemerintah. Oleh karena itu, sangat diperlukan kehati-hatian di dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya ke depan.

Ada beberapa hal yang patut dipertimbangkan di dalam perencanaan tersebut, di antaranya adalah sumber daya manusia, yaitu masyarakat lokal dan sekitarnya, pemerintah lokal dan sekitarnya serta pengusaha atau investor yang akan digandeng di dalam pengelolaan sampah tersebut. Persepsi di antara merfeka tentunya berbeda-beda menurut pemahaman dan kepentingan masing-masing.

Baca juga:  BUMDesa dan Kontraksi Pertumbuhan Ekonomi

Masyarakat lokal, misalnya, memerlukan adanya sosialisasi rencana, partispasinya di dalam perencanaan sejak awal baik dalam bentuk informasi, pengetahuan, keterampilan, pengelolaan sampah baik teknis maupun non-teknis, pengelolaan dampak-dampak, dan beberapa aspek lainnya.

Sejak awal, agar dirumuskan atau diidentifikasi berbagai persoalan dan konsekuensinya secara bersama-sama di antara mereka, guna memperoleh kesepahaman yang sama tentang pengelolaan sampah. Kesepahaman tersebut juga mencakup hak dan kewajiban bagi masyarakat, investor dan pemerintah.

Selain sumber daya manusia, kajian-kajian teknis, sosial-budaya dan ekonomis serta lingkungan agar disusun secara rinci sehingga menunjukkan berbagai data/informasi beberapa tahun sebelumnya, kondisi eksisting dan prediksi kondisi di masa mendatang.

Baca juga:  Kebudayaan untuk Masa Depan

Salah satu contohnya adalah ketersediaan sampah setiap hari atau minggu dalam segala bentuk/jenis sampah termasuk sumber sampah tersebut. Informasi ini sangat penting untuk menentukan kapasitas tempat pengelolaan, kapasitas mesin pengolahan sampah, rencana pembuatan produk-produk olahan dari sampah dan lain sebagainya.

Secara ekonomis, penyusunan bisnis plan bagi investor harus dapat disusun secara transparan guna menghindari manipulasi data termasuk manipulasi prediksi-prediksi ke depan, khususnya yang berkenaan dengan cash flow (inflow dan outflow), serta berbagai asumsinya. Kajian ekonomis merupakan bagian dari studi kelayakan  untuk mempersiapkan pelaksanaan suatu kegiatan proyek pengelolaan sampah.

Baca juga:  TNI, Pancasila, dan Nasionalisme

Persoalan sosial-budaya masyarakat lokal dan sekitarnya juga agar dapat disajikan di dalam kajian akademiknya sehingga dapat diminimalisir adanya konflik-konflik baik yang bersifat horizontal maupun vertikal. Selain itu, aspek lingkungan wajib juga menjadi perhatian di dalam persiapan pembangunan tempat pengelolaan sampah.

Kajian Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) agar bersifat obyektif dan rasional dengan berbagai pernyataan tentang upaya pencegahan dan pengendalian kerusakan lingkungan akibat pengelolaan sampah tersebut. Kajian-kajian di atas diarahkan untuk menjamin keberlanjutan pengelolaan sampah secara berkelanjutan dan memberikan manfaat sosial-budaya, ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat dan pemerintah serta pengusaha/investor.

Penulis Rektor, Dwijendra University, Ketua HKTI Kabupaten Buleleng, Ketua Perhepi Komda Denpasar (Bali)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *